Wagub Gorontalo Ajak Gen Z Lestarikan Kain Karawo Lewat Dekranasda
Wakil Gubernur Gorontalo mendorong Dekranasda untuk melibatkan Gen Z dalam melestarikan dan berinovasi pada kerajinan tradisional Gorontalo, khususnya kain karawo.
Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah, menyerukan pentingnya peran generasi muda, khususnya Gen Z, dalam melestarikan dan mengembangkan kerajinan tradisional daerah. Seruan ini disampaikan dalam acara Gebyar UMKM Gorontalo 2025 dan pelantikan pengurus Dekranasda Provinsi Gorontalo di gedung Belle li Mbui, Kota Gorontalo, Sabtu, 27 April 2025. Idah menekankan agar Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Gorontalo aktif merangkul Gen Z untuk berkontribusi langsung dalam kepengurusan dan pengembangan kerajinan lokal.
Menurut Wagub Idah, Gen Z memiliki ide-ide segar yang dapat memberikan sentuhan modern pada kerajinan tradisional seperti kain karawo. Hal ini terbukti dengan munculnya desain-desain karawo kontemporer yang menarik minat kalangan muda. Inovasi tersebut menunjukkan potensi besar Gen Z dalam menghidupkan kembali minat masyarakat terhadap warisan budaya Gorontalo.
Lebih lanjut, Idah juga menyampaikan bahwa tantangan utama Dekranasda ke depan adalah regenerasi perajin. Peningkatan kualitas produk unggulan Gorontalo, seperti kain karawo dan upia karanji, membutuhkan inovasi dan promosi berkelanjutan. Untuk mencapai hal ini, Dekranasda didorong untuk melibatkan generasi muda sejak dini, bahkan dari tingkat sekolah menengah.
Melibatkan Gen Z dalam Pelestarian Kain Karawo
Wakil Gubernur Gorontalo menekankan pentingnya peran aktif Gen Z dalam menjaga kelangsungan kerajinan tradisional. "Jadi gen Z ini harus dimasukkan sebagai pengurus. Mereka juga punya ide-ide di mana karawo ini tidak hanya untuk orang tua tapi juga Gen Z ini mulai tertarik dengan karawo. Terbukti tadi ada Gen Z yang mulai desain karawo dan bajunya bisa digunakan untuk semua kalangan," ungkap Idah. Dengan melibatkan Gen Z, diharapkan akan muncul inovasi-inovasi baru yang mampu menarik minat pasar yang lebih luas.
Inisiatif ini bertujuan untuk menumbuhkan minat dan bakat generasi muda terhadap kerajinan tradisional. Dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk belajar dan berkarya, diharapkan akan tercipta regenerasi perajin yang handal dan inovatif. Program pelatihan dan pendampingan yang terstruktur akan menjadi kunci keberhasilan strategi ini.
Selain itu, pelibatan Gen Z juga diharapkan dapat memperluas jangkauan pemasaran produk kerajinan Gorontalo. Generasi muda memiliki pemahaman yang baik tentang tren terkini dan platform media sosial, sehingga mereka dapat berperan penting dalam mempromosikan produk-produk tersebut kepada pasar yang lebih luas, baik secara daring maupun luring.
Gebyar UMKM Gorontalo 2025: Pendorong Ekonomi Kreatif
Gebyar UMKM Gorontalo 2025 yang berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 26 hingga 28 April, menjadi wadah bagi para pelaku UMKM untuk memamerkan dan memasarkan produknya. Acara ini juga menyediakan berbagai layanan pendukung bagi UMKM, seperti layanan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Kemenkumham, layanan izin edar BPOM, layanan sertifikasi halal BPJPH, layanan izin usaha dan NIB dari Dinas PM-PTSP, serta layanan konsultasi kemasan dari Diskumperindag.
Keberadaan layanan-layanan tersebut menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung perkembangan UMKM di Gorontalo. Dengan adanya kemudahan akses terhadap layanan tersebut, diharapkan para pelaku UMKM dapat meningkatkan kualitas produk dan daya saingnya di pasar. Gebyar UMKM ini juga menjadi ajang promosi yang efektif untuk memperkenalkan produk-produk unggulan Gorontalo kepada masyarakat luas.
Sebanyak 40 UMKM kuliner meramaikan halaman gedung Bele li Mbui, sementara 150 UMKM lainnya dari berbagai kabupaten/kota di Gorontalo menempati bagian dalam gedung. Keragaman produk yang ditawarkan menunjukkan potensi besar ekonomi kreatif di Gorontalo yang perlu terus dikembangkan dan didukung.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah dan partisipasi aktif dari generasi muda, diharapkan kerajinan tradisional Gorontalo, khususnya kain karawo, dapat terus berkembang dan dikenal luas di kancah nasional maupun internasional. Inovasi dan regenerasi menjadi kunci keberhasilan dalam melestarikan warisan budaya bangsa.