Wakil PM Malaysia Tertarik Dalami Mitigasi Bencana Indonesia
Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, tertarik mempelajari sistem mitigasi bencana Indonesia dan berencana berbagi pengalaman dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Jakarta, 21 April 2024 - Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Ahmad Zahid Hamidi, menunjukkan ketertarikan mendalam terhadap upaya mitigasi dan kesiapsiagaan bencana Indonesia. Hal ini disampaikannya usai pertemuan dan diskusi dengan Kepala BNPB, Suharyanto, beserta jajarannya di Kantor BNPB, Jakarta. Kunjungan ini menandai keinginan Malaysia untuk belajar dari pengalaman dan sistem yang diterapkan Indonesia dalam menghadapi bencana alam.
Ahmad Zahid Hamidi menekankan pentingnya langkah proaktif dalam menghadapi bencana alam yang tak terduga. Meskipun teknologi peringatan dini sudah canggih, manajemen bencana tetap membutuhkan kesiapan menyeluruh. Ia menyatakan, "Kesiapsiagaan ini penting. Kita harus mengambil beberapa langkah proaktif karena bencana alam ini tidak bisa diprediksi. Meski kita memiliki sistem peringatan dini dan indikator informasi yang canggih, namun manajemen bencana harus ditangani dengan kesiapan penuh."
Apresiasi tinggi diberikan Ahmad Zahid kepada sistem peringatan dini BNPB yang dinilai mampu memonitor dan menyebarkan informasi real-time kepada publik. Sistem ini mencakup deteksi gempa bumi, potensi tsunami, kebakaran hutan, dan cuaca ekstrem, terintegrasi secara nasional dan terhubung dengan negara-negara ASEAN melalui AHA Center.
Sistem Mitigasi Bencana Indonesia: Teladan bagi Malaysia
Ahmad Zahid Hamidi mengaku kagum dengan presentasi yang disampaikan BNPB. Ia menilai banyak aspek yang dapat dipelajari oleh NADMA (Agensi Pengurusan Bencana Negara Malaysia) untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi aktivitas bersama. Ia mengatakan, "Presentasi tadi sangat impresif dan saya kagum dengan kesiapsiagaan yang dimiliki. NADMA (Agensi Pengurusan Bencana Negara Malaysia) sebagai mitra BNPB merasa bahwa banyak aspek yang bisa kami pelajari dan menjadi dasar untuk berbagi informasi serta mengoordinasikan aktivitas bersama."
Kerja sama regional dan menghindari saling menyalahkan (blame game) menjadi poin penting yang ditekankan Ahmad Zahid, terutama dalam konteks mitigasi kebakaran hutan dan lahan. Ia mencontohkan investasi perusahaan Malaysia di sektor perkebunan Indonesia dan menekankan perlunya solusi bersama, bukan saling tuduh. "Dalam hal kebakaran, jangan ada blame game. Dulu pernah terjadi, bahkan ada perusahaan dari Malaysia yang berinvestasi di sektor perkebunan di Indonesia. Kita ingin mencari solusi, bukan saling menyalahkan," tegasnya.
Inovasi BNPB dalam menyediakan sarana seperti tube well untuk mengatasi kebakaran juga mendapat apresiasi. Sarana ini dinilai sangat relevan bagi Indonesia dan Malaysia mengingat potensi kebakaran hutan di musim panas mendatang. Langkah-langkah yang dilakukan BNPB akan dijelaskan kepada negara-negara tetangga, termasuk Malaysia, dalam rapat Komisi Bencana Negara di Malaysia.
Kesimpulan
Kunjungan Wakil Perdana Menteri Malaysia ini menandakan pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi bencana alam. Sistem mitigasi bencana Indonesia, khususnya yang diterapkan oleh BNPB, telah menarik perhatian internasional dan menjadi contoh baik bagi negara lain dalam upaya mengurangi dampak bencana. Kerja sama antara Indonesia dan Malaysia diharapkan dapat semakin memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana di kawasan Asia Tenggara.