Wamendiktsaintek: Indonesia Butuh Teknologi Tinggi dan Etika Tinggi
Wamendiktsaintek Fauzan menekankan pentingnya etika tinggi seiring dengan perkembangan teknologi di Indonesia untuk mengatasi masalah sosial.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan menyampaikan bahwa Indonesia tidak hanya membutuhkan teknologi tinggi (high-tech), tetapi juga etika tinggi (high-ethics). Hal ini disampaikan sebagai respons terhadap tantangan sosial yang semakin kompleks di era modern. Fauzan menekankan pentingnya keseimbangan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai moral agar pembangunan dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.
Fauzan menjelaskan, Indonesia tidak bisa hanya mengejar teknologi tanpa menyertakan nilai dan etika. Menurutnya, teknologi tanpa landasan moral yang kuat justru dapat menjadi bumerang bagi masyarakat. Oleh karena itu, Fauzan mendorong penguatan gerakan Kampus Berdampak agar perguruan tinggi lebih aktif terlibat dalam menyelesaikan persoalan sosial secara konkret.
Wamendiktsaintek mengutip nasihat bijak bahwa ilmu tanpa diamalkan tidak hanya tidak bermanfaat, tetapi juga menjadi beban. Program Kampus Berdampak diharapkan menjadi solusi agar perguruan tinggi hadir dan terlibat aktif dalam menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat.
Peran Perguruan Tinggi dalam Pengabdian Masyarakat
Penguatan tridarma perguruan tinggi, khususnya dalam bentuk pengabdian masyarakat seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN), menjadi sarana penting untuk membangun karakter mahasiswa. Fauzan menambahkan, KKN juga dapat memastikan keberadaan kampus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Program ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepedulian sosial dan tanggung jawab pada generasi muda.
Fauzan juga mendorong seluruh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Indonesia untuk turut terlibat dalam program Mahasiswa Berdampak yang diinisiasi oleh Kemdiktisaintek. Ia mengajak teman-teman BEM untuk mengikuti program Mahasiswa Berdampak, yang dirancang agar BEM terlibat langsung dalam pengabdian masyarakat dan menyelesaikan program yang tengah dihadapi.
Program Mahasiswa Berdampak tahun ini menyasar 250 BEM Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta. Proyek prioritas akan difokuskan di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), daerah dengan kemiskinan ekstrem, dan wilayah rawan bencana. Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah tersebut.
Kolaborasi untuk Indonesia yang Lebih Baik
Keterlibatan mahasiswa dan perguruan tinggi dalam program-program pengabdian masyarakat diharapkan dapat menciptakan sinergi positif antara dunia akademis dan реальностью sosial. Dengan menggabungkan pengetahuan теоретические dengan pengalaman praktis, mahasiswa dapat mengembangkan solusi inovatif untuk berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Fauzan berharap, program Mahasiswa Berdampak dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam menciptakan Indonesia yang lebih baik.
Dengan adanya program-program yang berfokus pada pengabdian masyarakat, diharapkan mahasiswa tidak hanya menjadi генератор intelektual, tetapi juga agen perubahan yang peduli terhadap реальность sosial di sekitarnya. Keterlibatan aktif dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial akan membentuk karakter mahasiswa menjadi individu yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat peran perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan pada nilai-nilai etika dan moral. Dengan demikian, Indonesia dapat mencapai kemajuan yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.