Wamenekraf Dorong Potensi 'IP Character' untuk Ekonomi Kreatif Indonesia
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) menyoroti potensi besar karakter IP dan mendorong perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk memajukan ekonomi kreatif Indonesia.
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf), Irene Umar, baru-baru ini menekankan pentingnya pengembangan karakter kekayaan intelektual atau IP Character dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 23 Januari.
IP Character, karakter visual yang dirancang untuk tujuan komersial, telah terbukti sebagai sumber pendapatan besar secara global. Contohnya, karakter-karakter ikonik seperti Pokemon, Shinchan, dan Mickey Mouse, membuktikan potensi ekonomi yang luar biasa dari sektor ini.
"Kita perlu mengorbitkan merek dan IP lokal," ujar Wamenekraf, "maka saya mendorong para pelaku ekonomi kreatif untuk menghargai produk mereka, baik digital maupun non-digital."
Wamenekraf Irene Umar melihat pergeseran signifikan dalam dunia ekonomi kreatif. IP Character kini tak hanya simbol budaya, tetapi juga mesin ekonomi yang sangat menguntungkan. Melalui merchandise, film, gim, dan kolaborasi antar industri, karakter-karakter ini mampu menghasilkan keuntungan besar.
Beliau juga menyoroti tantangan yang dihadapi para kreator Indonesia. "Di Indonesia, orangtua seringkali mempertanyakan pilihan karier anak-anaknya di bidang kreatif. Ada banyak pejuang ekonomi kreatif yang bahkan mendapat tantangan besar, seperti diusir dari rumah," ungkap Irene. Ia menambahkan, "Namun, kini mereka sukses dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional."
Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) menjadi kunci utama dalam mengembangkan potensi IP Character. Wamenekraf menekankan pentingnya sosialisasi HAKI dan perlindungan IP. "Penting untuk melindungi IP Anda, tetapi juga berkolaborasi dengan pihak lain," jelasnya.
Sebagai contoh kesuksesan, Wamenekraf mencontohkan Pokemon. Karakter yang diciptakan Satoshi Tajiri ini berawal dari hobi menggambar dan kini menghasilkan pendapatan luar biasa. Berdasarkan data Hellomotion Academy (2019), Pokemon menghasilkan pendapatan 61,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp969,3 triliun per tahun. Menariknya, pendapatan terbesar justru berasal dari penjualan merchandise, bukan dari film atau gim.
Kesimpulannya, pengembangan IP Character memiliki potensi besar untuk mendorong ekonomi kreatif Indonesia. Perlindungan HAKI dan kolaborasi antar pihak menjadi kunci keberhasilan dalam mengembangkan potensi ini dan memastikan para kreator Indonesia mendapatkan manfaat ekonomi yang layak.