Warga Aceh Timur Ditembak APMM Malaysia, Pemkab Koordinasi dengan Kemenlu
Pemerintah Kabupaten Aceh Timur berkoordinasi dengan Kemenlu RI terkait penembakan seorang warga Aceh Timur, Muhammad Hanafiah, oleh APMM Malaysia di perairan Tanjung Rhu, Selangor, dan meminta investigasi menyeluruh atas insiden tersebut.
Seorang warga Aceh Timur menjadi korban penembakan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). Kejadian ini terjadi di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia pada tanggal 29 Januari 2024. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur langsung bergerak cepat berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI untuk menangani kasus ini.
Korban, Muhammad Hanafiah (40), warga Gampong Alue Bugeng, Kecamatan Peureulak Timur, adalah salah satu dari lima Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penembakan APMM. Penjabat (Pj) Bupati Aceh Timur, Amrullah M Ridha, menyatakan Pemkab Aceh Timur terus berkoordinasi dengan Kemenlu untuk memastikan keselamatan dan perawatan medis yang layak bagi Hanafiah. Saat ini, Hanafiah tengah dirawat di rumah sakit Malaysia.
"Kami terus mengoordinasikan dengan Kemenlu RI karena seorang korban merupakan warga Kabupaten Aceh Timur. Korban penembakan tersebut Muhammad Hanafiah," ujar Ridha menjelaskan upaya Pemkab Aceh Timur. Pemkab juga menekankan pentingnya investigasi mendalam terkait insiden ini, dengan harapan kasus tersebut diusut tuntas dan keadilan ditegakkan bagi korban dan keluarga.
Selain koordinasi dengan Kemenlu, Pemkab Aceh Timur juga menunjukkan kepedulian dengan mengunjungi keluarga Hanafiah. Dinas Sosial Pemkab Aceh Timur, didampingi Pemerintahan Kecamatan Peureulak Timur, langsung mengunjungi kediaman Hanafiah di Gampong Alue Bugeng untuk menyampaikan dukungan dan memberikan bantuan kepada Mawaddah, istri korban.
Dari keterangan Mawaddah, suaminya sempat menghubunginya sebelum kejadian. Hanafiah mengirimkan gambar lokasi terakhirnya yang diduga di Pantai Selangor, Malaysia, lalu meminta Mawaddah menjemputnya di Dumai, Riau karena sakit dan meminta berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Namun, Hanafiah tak menceritakan dirinya telah tertembak.
Keluarga baru mengetahui kondisi Hanafiah setelah melihat siaran televisi Malaysia yang memberitakan insiden tersebut. Kejadian ini tentu menimbulkan kepanikan dan kecemasan bagi keluarga. Peristiwa ini menyoroti pentingnya perlindungan bagi WNI di luar negeri dan perlunya kerja sama yang lebih erat antara pemerintah Indonesia dan Malaysia dalam menjaga keamanan di perairan perbatasan.
Pemkab Aceh Timur berkomitmen untuk terus memantau perkembangan kasus ini dan memastikan Hanafiah mendapatkan perawatan terbaik. Koordinasi intensif dengan Kemenlu dan pihak berwenang Malaysia terus dilakukan untuk memastikan kasus penembakan ini diselesaikan secara adil dan transparan. Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran penting bagi perlindungan WNI di luar negeri.