Waspada Banjir Rob! BPBD Ambon Imbau Warga Pesisir Tiga Kawasan Siaga
BPBD Kota Ambon mengimbau warga di Negeri Hative Kecil, Desa Galala, dan Waiheru untuk waspada terhadap potensi banjir rob akibat gelombang pasang laut berdasarkan prakiraan BMKG.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon mengeluarkan imbauan resmi kepada warga di tiga kawasan pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir rob. Imbauan ini dikeluarkan menyusul prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai gelombang pasang laut yang berpotensi menyebabkan banjir rob di beberapa wilayah pesisir Kota Ambon. Peringatan ini disampaikan pada Sabtu, 15 Maret 2025, oleh Plt. Kepala Pelaksana BPBD Kota Ambon, Frits Tatipikalawan.
Tiga kawasan yang diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan adalah Negeri Hative Kecil, Desa Galala, dan Waiheru. Menurut Frits Tatipikalawan, "Kami telah menyampaikan informasi BMKG terkait potensi banjir rob di wilayah pesisir kota Ambon, khususnya daerah rawan bencana yakni tiga kawasan Negeri Hative Kecil, Desa Galala dan Waiheru." Pemilihan ketiga kawasan ini didasarkan pada tingkat kerawanan masing-masing daerah terhadap bencana banjir rob. Kondisi geografis dan infrastruktur di ketiga wilayah tersebut menjadi pertimbangan utama.
BPBD Kota Ambon telah melakukan langkah-langkah konkret untuk mengantisipasi potensi bencana ini. Selain menyampaikan imbauan kepada masyarakat, BPBD juga telah meninjau langsung lokasi-lokasi rawan bencana untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada warga. "Tiga lokasi tersebut kita telah turun ke lokasi untuk menyampaikan informasi, dan mengingatkan masyarakat untuk melihat sirkulasi pembuangan air," jelas Frits.
Kondisi Rawan Banjir Rob di Tiga Kawasan
Negeri Hative Kecil, Desa Galala, dan Waiheru memiliki karakteristik geografis yang berbeda-beda, namun semuanya rentan terhadap banjir rob. Negeri Hative Kecil, misalnya, hanya memiliki talud sebagai pelindung dari gelombang laut. Kondisi ini membuat wilayah tersebut sangat rentan terhadap dampak gelombang pasang.
Sementara itu, Desa Waiheru memiliki kondisi geografis yang berbeda. Meskipun terdapat kawasan mangrove, dataran rendah di wilayah ini dan minimnya infrastruktur pelindung seperti talud membuat desa ini juga berisiko tinggi terhadap banjir rob. BPBD menekankan pentingnya kewaspadaan warga terhadap kondisi ini.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan, BPBD Kota Ambon juga telah menyiagakan relawan tangguh bencana di desa dan kelurahan. Relawan ini akan membantu pemerintah dalam upaya pencegahan dan penanganan bencana jika terjadi banjir rob. "Paradigma penyelenggaraan bencana menitikberatkan pada pencegahan dan kesiapsiagaan, yang merupakan upaya membangun kesiapan masyarakat secara sistematis, terpadu, dan terkoordinasi," ungkap Frits Tatipikalawan.
Imbauan BMKG dan Antisipasi Banjir Rob
Imbauan BPBD Kota Ambon sejalan dengan peringatan yang dikeluarkan oleh BMKG. BMKG memprediksi potensi gelombang pasang laut yang berpotensi menyebabkan banjir rob di enam wilayah pesisir Provinsi Maluku, termasuk Kota Ambon. Prediksi ini didasarkan pada fenomena bulan purnama pada 14 Maret 2025 dan Super New Moon pada 29 Maret 2025, yang berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum.
BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siaga terhadap potensi banjir rob selama periode 14-29 Maret 2025. Potensi banjir pesisir ini dapat mengganggu berbagai aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.
Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi cuaca maritim dari BMKG dan mengikuti arahan dari BPBD setempat. Kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat sangat penting dalam meminimalisir dampak negatif dari potensi banjir rob.
BPBD Kota Ambon menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana alam. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti imbauan dari pihak berwenang, diharapkan dampak negatif dari banjir rob dapat diminimalisir.
Langkah-langkah antisipasi yang dilakukan oleh BPBD Kota Ambon, seperti penyampaian informasi dan penyiagaan relawan, menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam melindungi warganya dari ancaman bencana.