Waspada! BMKG Imbau Warga Jateng Antisipasi Cuaca Ekstrem 16-18 Maret
BMKG memprediksi cuaca ekstrem di Jawa Tengah pada 16-18 Maret 2025, berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor; warga diimbau waspada.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Jawa Tengah (Jateng) untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi pada tanggal 16 hingga 18 Maret 2025. Peringatan ini disampaikan menyusul informasi dinamika atmosfer yang menunjukkan adanya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia selatan Pulau Jawa, yang berpotensi membentuk daerah pertemuan dan belokan angin di wilayah Jateng. Imbauan ini disampaikan oleh Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stamet Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, di Cilacap pada Minggu, 16 Maret 2025.
Selain sirkulasi siklonik, potensi cuaca ekstrem juga dipengaruhi oleh gangguan gelombang Ekuatorial Rossby di sekitar Jateng dan kelembapan udara yang tinggi di berbagai ketinggian. Kondisi ini berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang tinggi, disertai labilitas lokal yang kuat. Kombinasi faktor-faktor tersebut meningkatkan risiko cuaca ekstrem di berbagai wilayah Jawa Tengah.
Cuaca ekstrem yang diprediksi meliputi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang. BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat mengingat potensi bencana hidrometeorologi yang ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang, dan sambaran petir. Warga diimbau untuk selalu memantau informasi cuaca terkini dari BMKG dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Wilayah Terdampak Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah
BMKG telah merilis daftar wilayah di Jateng yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem pada periode 16-18 Maret 2025. Pada hari Minggu (16 Maret), sejumlah wilayah seperti Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Jepara, Demak, Temanggung, Kabupaten Semarang, Salatiga, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, dan Tegal diprediksi akan mengalami cuaca ekstrem.
Prediksi serupa juga berlaku untuk hari Senin (17 Maret), dengan tambahan wilayah seperti Cilacap, Kebumen, Purworejo, Klaten, Sukoharjo, Surakarta, dan Kudus yang juga berpotensi terdampak. Sementara pada hari Selasa (18 Maret), sebagian besar wilayah yang disebutkan sebelumnya masih berpotensi mengalami cuaca ekstrem, dengan beberapa penambahan dan pengurangan wilayah tertentu.
Rincian wilayah yang berpotensi terdampak cuaca ekstrem pada masing-masing hari telah dipublikasikan oleh BMKG dan dapat diakses melalui berbagai kanal informasi resmi. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga terhadap potensi bencana yang mungkin terjadi.
Imbauan BMKG dan Kesiapsiagaan Masyarakat
Teguh Wardoyo kembali mengingatkan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi cuaca ekstrem. Ia menekankan agar masyarakat selalu memantau informasi cuaca terkini dari BMKG dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Kesiapsiagaan masyarakat sangat penting untuk meminimalisir dampak buruk dari cuaca ekstrem yang diprediksi.
Selain memantau informasi cuaca, masyarakat juga diimbau untuk mempersiapkan langkah-langkah antisipasi, seperti membersihkan saluran air, mengamankan bangunan dan pohon-pohon di sekitar rumah, serta menyiapkan jalur evakuasi jika diperlukan. Kerjasama dan koordinasi antara masyarakat dan pemerintah daerah sangat penting dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
BMKG berharap dengan adanya peringatan dini ini, masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi cuaca ekstrem dan meminimalisir dampak negatif yang mungkin terjadi. Keselamatan dan keamanan masyarakat tetap menjadi prioritas utama.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak panik, namun tetap waspada dan siaga. Dengan kesiapsiagaan yang baik, dampak buruk dari cuaca ekstrem dapat diminimalisir.