Waspada! BMKG Jayapura Imbau Warga Pesisir Utara Papua Antisipasi Banjir Rob
BMKG Jayapura memperingatkan potensi banjir rob di pesisir utara Papua akibat fenomena bulan purnama dan bibit siklon 93P, berdampak pada pasang surut air laut yang lebih tinggi dari normal.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jayapura mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir rob yang mengancam sejumlah wilayah pesisir utara Papua. Peringatan ini disampaikan menyusul fenomena bulan purnama pada 12 Mei 2024 dan kondisi cuaca terkini yang meningkatkan risiko bencana tersebut. Peringatan ini berlaku dari tanggal 12 hingga 15 Mei 2024. Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura, Heri Purnomo.
Menurut Heri Purnomo, fenomena bulan purnama yang terjadi pada tanggal 12 Mei 2024, secara umum memengaruhi kondisi pasang surut air laut di beberapa titik di Provinsi Papua. Kondisi ini diperparah oleh faktor lain, seperti kecepatan angin yang tinggi dan pola angin siklonik di perairan utara Papua, serta adanya Bibit Siklon 93P di perairan selatan Papua Selatan. Meskipun pasang surut air laut yang lebih tinggi dari normal merupakan siklus rutin, namun kombinasi faktor-faktor tersebut meningkatkan potensi terjadinya banjir rob.
BMKG Jayapura menekankan pentingnya kewaspadaan mengingat kondisi ini berpotensi menimbulkan dampak yang signifikan bagi masyarakat pesisir. Oleh karena itu, imbauan ini dikeluarkan untuk memastikan keselamatan dan keamanan warga yang tinggal di wilayah rawan bencana tersebut. Informasi yang akurat dan tepat waktu sangat krusial untuk meminimalisir risiko kerugian yang mungkin terjadi.
Wilayah Rawan Banjir Rob di Pesisir Utara Papua
BMKG Jayapura telah mengidentifikasi sejumlah wilayah pesisir utara Papua yang berpotensi mengalami banjir rob. Wilayah-wilayah tersebut meliputi pesisir Demta, pesisir Sarmi, pesisir Mamberamo Raya, pesisir Waren, pesisir Serui, dan pesisir selatan Supiori-Biak. Masyarakat di wilayah-wilayah tersebut diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah antisipasi guna mengurangi dampak potensi banjir rob.
Selain potensi banjir rob, BMKG juga memprediksi potensi gelombang tinggi mencapai 1,25-2,50 meter di sekitar perairan Sarmi-Mamberamo, perairan timur Biak, perairan Serui, dan perairan Waren. Kondisi ini juga perlu diwaspadai oleh nelayan dan masyarakat yang beraktivitas di laut. Kecepatan angin kencang yang diperkirakan mencapai 15-30 knot juga berpotensi terjadi di perairan Sarmi-Mamberamo, perairan Serui, dan perairan Waren.
BMKG menghimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan informasi cuaca terkini dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Kerja sama dan koordinasi antara masyarakat dan pemerintah sangat penting untuk meminimalisir dampak bencana. Dengan kesiapsiagaan yang baik, diharapkan dampak negatif dari potensi banjir rob dapat dikurangi.
Imbauan Kepada Masyarakat
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura, Heri Purnomo, menyampaikan imbauan langsung kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada. "Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," harap Heri Purnomo.
Penting bagi masyarakat untuk memahami risiko dan mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana. Langkah-langkah antisipasi seperti menyiapkan jalur evakuasi, menyediakan perlengkapan darurat, dan mengikuti arahan dari pihak berwenang sangat penting untuk dilakukan. Dengan kesiapsiagaan yang memadai, masyarakat dapat mengurangi dampak buruk yang mungkin ditimbulkan oleh banjir rob.
BMKG Jayapura akan terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat. Informasi tersebut dapat diakses melalui berbagai saluran resmi BMKG. Masyarakat diimbau untuk selalu mengakses informasi dari sumber terpercaya untuk menghindari informasi yang keliru dan menyesatkan.
Selain itu, penting bagi masyarakat untuk saling mengingatkan dan membantu satu sama lain dalam menghadapi potensi bencana ini. Gotong royong dan kepedulian sosial sangat penting untuk membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk bencana alam.