Waspada! Hujan Deras dan Angin Kencang Berpotensi Terjadi di Bali
BBMKG Denpasar memperingatkan potensi hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi di Bali dalam beberapa hari ke depan, terutama bagi nelayan dan operator kapal.
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di Bali. Peringatan ini disampaikan menyusul prediksi hujan deras yang akan melanda wilayah tersebut dalam beberapa hari mendatang. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah antisipasi guna mengurangi risiko kerugian.
Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, menyampaikan imbauan langsung kepada masyarakat Bali untuk menghindari area terbuka seperti lapangan dan sawah saat hujan deras dan petir terjadi. Peringatan ini dikeluarkan menyusul prediksi peningkatan kecepatan angin dan gelombang laut yang signifikan. Pihaknya juga menekankan pentingnya antisipasi terhadap potensi dampak cuaca buruk ini terhadap berbagai sektor kehidupan di Bali.
Peringatan dini ini dikeluarkan setelah BBMKG melakukan analisis terhadap kondisi cuaca terkini. Analisis tersebut menunjukkan potensi hujan intensitas ringan hingga sedang yang tidak merata di seluruh wilayah Bali. Selain hujan, potensi angin kencang dan gelombang tinggi juga menjadi perhatian utama, sehingga masyarakat pesisir dan nelayan perlu meningkatkan kewaspadaan.
Waspada Potensi Hujan Deras dan Angin Kencang
BBMKG Denpasar memprakirakan cuaca di Bali dalam tiga hari ke depan (29 April - 1 Mei 2025) secara umum akan berawan. Namun, potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih mungkin terjadi di beberapa wilayah. Angin diperkirakan bertiup dari arah timur-tenggara dengan kecepatan hingga 30 kilometer per jam. Kondisi ini perlu diwaspadai karena berpotensi menyebabkan kerusakan infrastruktur dan pohon tumbang.
Tinggi gelombang laut juga diperkirakan akan mencapai 2,5 meter di perairan selatan Bali dan Selat Lombok. Di Selat Bali, tinggi gelombang diperkirakan mencapai dua meter, sementara di perairan utara Bali diperkirakan hingga 1,5 meter. Kondisi ini berisiko tinggi bagi keselamatan pelayaran, terutama bagi nelayan yang menggunakan perahu kecil.
Kondisi cuaca ekstrem ini disebabkan oleh suhu muka laut di Bali yang berkisar antara 28-30 derajat Celcius dan konsentrasi massa udara basah dari lapisan permukaan hingga ketinggian 3.000 meter. Kombinasi faktor-faktor ini menciptakan kondisi yang kondusif bagi terbentuknya awan hujan dan angin kencang.
Imbauan Bagi Nelayan dan Operator Kapal
BBMKG Denpasar memberikan imbauan khusus bagi nelayan dan operator kapal. Nelayan diimbau untuk mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot (sekitar 27 kilometer per jam) dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Operator kapal tongkang juga diimbau untuk waspada saat angin berkecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Sementara itu, operator kapal feri diminta untuk mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Imbauan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan laut akibat cuaca buruk. Keselamatan pelayaran menjadi prioritas utama dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem ini.
Selain imbauan bagi nelayan dan operator kapal, BBMKG juga memberikan saran kepada masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi potensi musim kemarau. Masyarakat diimbau untuk menampung air hujan untuk keperluan pertanian, memaksimalkan penggunaan air irigasi, dan mempersiapkan embung sebagai cadangan air.
Antisipasi Musim Kemarau
Langkah-langkah antisipasi musim kemarau ini penting dilakukan agar ketersediaan air untuk pertanian tetap terjaga. Dengan mempersiapkan diri sejak dini, diharapkan dampak kekeringan dapat diminimalisir. Masyarakat diimbau untuk bekerja sama dan saling membantu dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem ini.
BBMKG Denpasar akan terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Keselamatan dan keamanan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem di Bali.