Waspada! Kasus Sindrom Pernapasan dan Campak di Gorontalo Meningkat Signifikan
Lonjakan kasus sindrom pernapasan, ISPA, dan suspek campak di Gorontalo menjadi perhatian serius di tengah ancaman tripledemic, terutama selama Ramadhan dan curah hujan tinggi.
Gorontalo, 09/3 (ANTARA) - Provinsi Gorontalo mengalami peningkatan signifikan kasus sindrom pernapasan dan suspek campak. Laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) minggu kesembilan tahun 2025 menunjukkan lonjakan yang mengkhawatirkan, terutama di tengah ancaman tripledemic (COVID-19, influenza, dan RSV).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa, mengungkapkan keprihatinan atas situasi ini. Lonjakan kasus diperparah oleh mobilitas tinggi masyarakat selama Ramadhan dan tingginya curah hujan yang menciptakan kondisi lembab dan dingin, lingkungan ideal bagi penyebaran virus pernapasan. Beberapa penyakit yang menjadi perhatian serius antara lain ISPA, pneumonia, dan campak.
Data SKDR menunjukkan tren peningkatan kasus Influenza-Like Illness (ILI) sebanyak 1242 kasus, dengan Kabupaten Gorontalo Utara melaporkan angka tertinggi. ISPA menempati urutan pertama penyakit terbanyak dengan jumlah 6.787 kasus, berdasarkan laporan puskesmas. Pneumonia juga menjadi perhatian, dengan 399 kasus tercatat, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
Peningkatan Kasus ISPA dan Ancaman Tripledemic
Anang S. Otoluwa menjelaskan, "Mobilitas tinggi selama Ramadhan, ditambah kondisi udara lembab dan dingin karena curah hujan yang tinggi di seluruh wilayah ini, berpotensi menciptakan lingkungan ideal bagi penyebaran virus pernapasan." Hal ini menyebabkan peningkatan kasus ISPA dan ILI yang signifikan. Pemerintah Provinsi Gorontalo pun meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi outbreak penyakit menular.
Selain fokus pada peningkatan kasus ISPA dan ILI, pemerintah juga memperhatikan peningkatan kasus pneumonia. Kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia menjadi perhatian utama karena mereka lebih rentan terhadap komplikasi penyakit pernapasan. Upaya pencegahan dan penanganan kasus pneumonia menjadi prioritas utama.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dan puskesmas, meningkatkan kegiatan surveilans untuk memantau perkembangan kasus dan mencegah penyebaran lebih lanjut. Penguatan imunisasi, terutama vaksin campak-rubella (MR), menjadi fokus utama untuk melindungi masyarakat, khususnya di daerah dengan cakupan imunisasi rendah.
Upaya Mitigasi dan Edukasi Masyarakat
Meskipun tripledemic masih menjadi isu global, Anang menekankan pentingnya kewaspadaan baik dari petugas kesehatan maupun masyarakat. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi kunci utama dalam upaya mitigasi. "Salah satu langkah utama kami adalah penguatan imunisasi dengan meningkatkan cakupan vaksin terutama campak-rubella (MR) di wilayah yang cakupan-nya rendah guna mencegah terjadinya outbreak, terutama di daerah yang memiliki mobilitas tinggi selama Ramadhan dan menghadapi libur lebaran," jelas Anang.
Edukasi kepada masyarakat juga menjadi bagian penting dari strategi mitigasi. Anang menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan, menerapkan pola makan sehat selama puasa, dan menghindari kontak erat dengan individu yang sedang sakit. Langkah-langkah sederhana ini dapat mengurangi risiko penularan penyakit pernapasan.
Pemerintah juga memastikan kesiapan fasilitas kesehatan selama Ramadhan dan libur Lebaran. Ketersediaan stok vaksin, obat-obatan, logistik, dan kapasitas layanan kesehatan ditingkatkan untuk menghadapi potensi lonjakan pasien. Dukungan dari lintas sektor, termasuk pemerintah kabupaten/kota, sangat penting untuk keberhasilan implementasi kebijakan kesehatan ini.
Anang menambahkan, "Upaya mitigasi ini perlu didukung advokasi yang kuat kepada lintas sektor terkait, termasuk pemerintah kabupaten/kota, agar kebijakan yang diambil bisa diimplementasikan secara nyata untuk melindungi kesehatan masyarakat Gorontalo." Kerja sama dan komitmen bersama menjadi kunci dalam menghadapi tantangan kesehatan ini.