Kemkominfo dan BMKG Perkuat Sistem Informasi Kebencanaan Hadapi Cuaca Ekstrem
Kementerian Kominfo dan BMKG meningkatkan koordinasi untuk penyebaran informasi kebencanaan yang lebih cepat dan akurat guna menghadapi peningkatan cuaca ekstrem dan bencana alam.
Jakarta, 5 Maret 2025 - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan penguatan koordinasi dalam penyebaran informasi kebencanaan. Langkah ini diambil untuk memastikan peringatan dini cuaca ekstrem dan bencana alam sampai ke masyarakat dengan lebih cepat dan akurat. Pertemuan antara Menteri Kominfo, Meutya Hafid, dan Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di kantor Kemkominfo, Jakarta, membahas strategi peningkatan komunikasi publik, terutama mengingat peningkatan peringatan cuaca ekstrem pada Januari-Februari 2025.
Menteri Meutya Hafid menekankan pentingnya optimalisasi sistem komunikasi publik. "Koordinasi antara Kemkominfo dan BMKG telah berjalan lama, tetapi dengan meningkatnya kejadian cuaca ekstrem dan bencana, kita perlu memastikan sistem komunikasi publik berjalan lebih optimal. Masyarakat harus mendapatkan informasi peringatan dini dengan cepat dan akurat," ujarnya dalam rilis pers, Rabu. Peningkatan kerja sama ini menjadi krusial mengingat dampak yang signifikan dari cuaca ekstrem terhadap kehidupan masyarakat.
Kerja sama yang telah terjalin antara kedua lembaga ini akan diperkuat untuk menghadapi tantangan ke depan. Langkah konkret yang dilakukan meliputi penyebaran informasi melalui berbagai saluran, termasuk operator seluler dan televisi. Sistem Peringatan Dini (Early Warning System/EWS) yang telah dikembangkan sejak 2016 melalui SMS Blast, kini diperluas ke siaran TV digital sejak Agustus 2024.
Peningkatan Jangkauan Informasi Bencana
Kemkominfo telah berkolaborasi dengan berbagai penyelenggara multipleksing siaran TV digital, seperti TVRI, Transmedia, Metro TV, MNC, SCM, Viva, NTV, dan RTV. Kerja sama ini memungkinkan penyampaian peringatan dini bencana secara langsung di layar televisi, sehingga informasi cuaca ekstrem dapat menjangkau lebih banyak masyarakat dalam waktu singkat. Inovasi ini diharapkan mampu mengurangi dampak negatif dari bencana alam.
Dwikorita Karnawati, Plt. Kepala BMKG, menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh Kemkominfo. "Dengan infrastruktur komunikasi yang terus diperluas, termasuk peningkatan konektivitas seluler di daerah terpencil, kami optimistis bahwa informasi kebencanaan dapat lebih cepat diterima oleh masyarakat di wilayah rawan bencana," katanya. Peningkatan akses informasi ini sangat penting, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Data BMKG menunjukkan peningkatan signifikan kejadian cuaca ekstrem dan bencana alam pada Januari-Februari 2025. Contohnya, peningkatan kasus gempa bumi dari 11 kejadian di Januari menjadi 25 kejadian di Februari, dan banjir besar yang melanda Jabodetabek pada 4 Maret 2025 akibat curah hujan tinggi. Situasi ini semakin menggarisbawahi urgensi kerja sama yang lebih erat antara Kemkominfo dan BMKG.
Strategi Komunikasi Publik yang Lebih Efektif
Melihat tren peningkatan bencana alam, Kemkominfo dan BMKG berkomitmen untuk terus memperkuat komunikasi publik. Tujuannya adalah memastikan setiap informasi peringatan dini tersampaikan secara luas dan tepat waktu kepada seluruh lapisan masyarakat. Hal ini mencakup penyempurnaan sistem peringatan dini, diversifikasi saluran informasi, dan peningkatan literasi masyarakat terkait bencana.
Beberapa strategi yang akan diimplementasikan meliputi peningkatan kualitas konten informasi bencana agar lebih mudah dipahami masyarakat, pemanfaatan teknologi terkini untuk penyebaran informasi, serta pelatihan bagi petugas lapangan dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi bencana alam.
Kerja sama yang erat antara Kemkominfo dan BMKG ini merupakan langkah penting dalam membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana. Dengan sistem informasi kebencanaan yang lebih handal, diharapkan dampak negatif dari bencana alam dapat diminimalisir dan keselamatan masyarakat dapat terjaga.
Ke depannya, kedua lembaga ini akan terus berkoordinasi dan berinovasi dalam mengembangkan sistem peringatan dini yang lebih efektif dan efisien. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi masyarakat dari ancaman bencana alam.