Libur Lebaran: Momen Emas Pererat Keluarga dan Kurangi Ketergantungan Gawai
Psikolog Ratih Ibrahim menyarankan pemanfaatan libur Lebaran untuk aktivitas keluarga guna mengurangi ketergantungan gawai pada anak, serta menekankan pentingnya keseimbangan dan komunikasi dalam keluarga.
Jakarta, 17 Maret 2024 (ANTARA) - Momentum libur Lebaran menjadi kesempatan emas bagi keluarga untuk mempererat ikatan dan mengurangi waktu penggunaan gawai pada anak, demikian disampaikan Psikolog Klinis Ratih Ibrahim. Ia menekankan pentingnya aktivitas bersama keluarga untuk menyeimbangkan kehidupan anak di era digital yang serba instan.
Menurut Ratih Ibrahim, lulusan Universitas Indonesia, libur Lebaran bisa dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas keluarga, seperti memasak bersama, bermain permainan tradisional, menonton film, atau mengunjungi sanak saudara dan tempat wisata. Hal ini dinilai penting untuk menciptakan interaksi positif dan mengurangi ketergantungan anak pada gawai.
Lebih lanjut, Ratih menyarankan orang tua untuk memberikan contoh dengan membatasi penggunaan gawai mereka sendiri selama libur Lebaran. Dengan demikian, anak akan lebih mudah memahami pentingnya keseimbangan antara aktivitas digital dan aktivitas lainnya. Interaksi langsung dan berkualitas antara orang tua dan anak menjadi kunci utama dalam mengurangi ketergantungan gawai.
Aktivitas Keluarga: Kunci Mengurangi Ketergantungan Gawai
Ratih menjelaskan bahwa jika anak menunjukkan tanda-tanda ketergantungan gawai, orang tua perlu memahami akar permasalahannya. Diskusi terbuka dan komunikasi yang baik sangat penting untuk membantu anak mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Hal ini akan membantu orang tua menemukan solusi yang tepat dan efektif.
Setelah memahami alasan di balik ketergantungan tersebut, orang tua dan anak dapat membuat kesepakatan bersama mengenai batasan penggunaan gawai. Kesepakatan ini bisa mencakup aplikasi apa saja yang boleh diakses, serta durasi penggunaan gawai setiap harinya, terutama di hari sekolah. Penting untuk menciptakan aturan yang jelas dan konsisten.
Namun, jika ketergantungan gawai sudah mengganggu kehidupan sehari-hari anak, Ratih menyarankan orang tua untuk mencari bantuan profesional, seperti psikolog. Intervensi dini sangat penting untuk mencegah dampak negatif yang lebih serius.
Dampak Negatif Penggunaan Gawai Berlebihan
Ratih menekankan bahwa berbagai studi ilmiah telah menunjukkan dampak negatif penggunaan gawai berlebihan pada anak dan remaja. Dampak tersebut dapat terlihat dari berbagai aspek kehidupan mereka.
- Fisik: Kelelahan mata, kesulitan tidur, dan kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya.
- Emosi: Anak dapat menjadi lebih cemas, stres, dan kesulitan mengatur emosi.
- Sosial: Gangguan perkembangan bahasa dan keterbatasan kemampuan berinteraksi dengan orang lain.
- Akademik: Penurunan prestasi belajar di sekolah.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk bijak dalam mengawasi dan membatasi penggunaan gawai pada anak. Libur Lebaran menjadi momen yang tepat untuk menciptakan keseimbangan dan membangun interaksi positif dalam keluarga, mengurangi ketergantungan gawai, dan mendukung perkembangan anak secara holistik.
Dengan demikian, libur Lebaran bukan hanya waktu untuk bersantai, tetapi juga kesempatan untuk memperkuat ikatan keluarga dan membangun fondasi yang kuat untuk masa depan anak. Komunikasi, kesepakatan, dan pengawasan yang bijak dari orang tua sangat penting dalam menghadapi tantangan era digital ini. Libur Lebaran seharusnya menjadi waktu berkualitas bersama keluarga, bukan waktu yang dihabiskan dengan terpaku pada layar gawai.