Perkosmi Usul Strategi Jitu: Kosmetik Premium Terjangkau untuk Jaga Daya Beli Masyarakat
Perkosmi mengusulkan strategi menghadirkan kosmetik premium terjangkau guna mendorong konsumsi dan mencegah penurunan daya beli masyarakat di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat pada kuartal pertama 2025, mencapai 4,87 persen, turut dipengaruhi oleh penurunan angka konsumsi rumah tangga. Hal ini mendorong Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) untuk mencari solusi agar daya beli masyarakat terhadap produk kosmetik tetap terjaga. Ketua Umum Perkosmi, Sancoyo Antarikso, mengungkapkan perlunya strategi jitu untuk mempertahankan daya tarik produk kosmetik di tengah kondisi ekonomi saat ini.
Salah satu solusi yang diusulkan adalah menghadirkan produk kosmetik dengan konsep "affordable premium". Konsep ini menekankan pada penyediaan produk kosmetik dengan kualitas premium namun tetap terjangkau oleh masyarakat. Sancoyo menjelaskan, "Sekarang tugas kita adalah bagaimana membuat produk-produk kosmetik ini menjadi tetap relevan kepada konsumen sehingga mereka tetap akan beli juga. Salah satu cara yang kita lihat adalah affordable premium jadi produk yang premium tapi bisa didapatkan dengan beberapa cara."
Strategi ini dinilai penting mengingat konsumen Indonesia semakin cerdas dan melek terhadap bahan-bahan yang terkandung dalam produk kosmetik yang mereka konsumsi. Oleh karena itu, produsen dituntut untuk tetap inovatif dan menghadirkan produk berkualitas dengan harga yang kompetitif.
Solusi Perkosmi: Kemasan Lebih Kecil dan Perpaduan Bahan Premium
Sancoyo menjelaskan beberapa cara yang dapat dilakukan produsen untuk mewujudkan konsep affordable premium. Salah satunya adalah dengan menawarkan produk kosmetik premium dalam kemasan yang lebih kecil. Hal ini memungkinkan konsumen untuk mencoba produk premium dengan harga yang lebih terjangkau.
Selain itu, produsen juga dapat mencampurkan bahan-bahan premium ke dalam produk reguler yang sudah ada. Dengan demikian, konsumen dapat menikmati manfaat bahan premium tanpa harus mengeluarkan biaya yang terlalu besar. Sancoyo menambahkan, "Misalnya produk sabun tapi ada tambahan beberapa bahan yang sekarang lagi tren. Karena konsumen Indonesia itu pintar, mereka itu terus mengeksplor sehingga mereka sangat aware terhadap bahan yang ada di dalam produk yang mereka mau beli."
Inovasi dan pemahaman terhadap kebutuhan konsumen menjadi kunci utama dalam penerapan strategi ini. Produsen dituntut untuk selalu mengikuti tren dan perkembangan di industri kosmetik agar tetap relevan di pasar.
Penguatan Kerja Sama dan Hilirisasi Bahan Baku Lokal
Sancoyo juga menyoroti tingginya ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan baku kosmetik, yang mencapai 60 hingga 80 persen. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya penguatan kerja sama antara seluruh pihak yang terlibat dalam industri kosmetik untuk memaksimalkan potensi bahan baku dalam negeri.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar. Ia mendukung hilirisasi industri kosmetik dengan melibatkan pemerintah, akademisi, dan pelaku industri untuk meningkatkan pemanfaatan bahan baku lokal dan menciptakan produk unggulan.
Taruna menjelaskan, "Kita ingin sumber daya alam kita yang begitu luas dikembangkan oleh industri kemudian dia kerja sama dengan institusi pendidikan atau universitas dan output-nya nanti hilirisasinya kembali ke pemerintah. Pemerintah akan menghilirisasi berupa mengesahkan produk itu sebagai produk keunggulan kita."
Kerja sama yang kuat antara berbagai pihak ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri kosmetik dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Dengan menggabungkan strategi affordable premium dan penguatan hilirisasi bahan baku lokal, Perkosmi optimistis dapat menjaga daya beli masyarakat terhadap produk kosmetik dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.