Tantangan Petani Kopi Excelsa: Dari Penjualan hingga Kepastian Pasar
Petani kopi Excelsa di Indonesia menghadapi tantangan dalam penjualan biji kopi, harga yang rendah, dan ketidakpastian pasar, meskipun memiliki potensi besar.
Petani kopi Excelsa di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari proses penjualan biji kopi hingga kepastian pasar. Hal ini disampaikan oleh Rainaldi, Ahli Excelsa Coffee Processor, dalam temu media di Jakarta, Jumat (28/2). Tantangan ini berdampak pada harga jual biji kopi Excelsa yang masih rendah dibandingkan dengan jenis kopi lain seperti Robusta dan Arabica.
Salah satu kendala utama adalah penjualan biji kopi kepada tengkulak. Petani seringkali harus mengakali tengkulak dengan menyebut biji kopi Excelsa sebagai Robusta agar mendapatkan harga yang lebih baik. "Si pemilik kopi excelsa sebetulnya dengan menjual dengan harga kopi robusta, itu menguntungkan buat mereka, cuma kalau tengkulak tahu, mereka rugi karena harganya kan lebih rendah (dari robusta)," ungkap Rainaldi. Kondisi ini menyulitkan petani untuk mendapatkan keuntungan yang layak dari hasil panen mereka.
Padahal, kopi Excelsa memiliki keunikan tersendiri. Petani dengan mudah mengenali pohon kopi Excelsa yang tinggi menjulang dan dapat hidup ratusan tahun. Namun, karena popularitasnya yang masih kalah dari Arabica dan Robusta, petani terpaksa melakukan strategi tersebut. Kondisi ini seharusnya menjadi momentum bagi petani untuk memperkenalkan keunikan kopi Excelsa dan memperkuat klasifikasinya dalam varian kopi Indonesia.
Tantangan Produktivitas dan Pasar Kopi Excelsa
Selain masalah penjualan, petani Excelsa juga menghadapi tantangan lain seperti produktivitas lahan yang belum optimal. Keterbatasan akses petani terhadap pengetahuan dan praktik budidaya yang baik, masalah iklim, dan kepastian pasar juga menjadi kendala. Harga kopi Excelsa saat ini berada di tengah-tengah harga Robusta dan Arabica. Jika Robusta dijual dengan harga Rp130.000 hingga Rp200.000 per kilogram green beans, Excelsa mungkin dihargai sekitar Rp150.000 per kilogram.
Padahal, dengan nilai historikal yang tinggi, kemampuan bertahan hidup yang lama, dan cita rasa unik, kopi Excelsa seharusnya bisa dihargai lebih tinggi, bahkan melebihi Arabica. Rainaldi mencontohkan, "Apalagi dulu mungkin harganya enggak seberapa, tapi kan ketika yang dibawa Ryan Wibawa ke kompetisi dunia dan menang, otomatis kan efek juga ke petani. Dulu mungkin saya masih bisa beli ceri excelsa per kilo di angka Rp5.000, kalau sekarang udah dua kali lipatnya mungkin." Kemenangan Ryan Wibawa dalam kompetisi internasional menunjukkan potensi besar kopi Excelsa.
Untuk mengatasi tantangan ini, Rainaldi berharap pemerintah, khususnya Pemda Jawa Barat, dapat membantu petani dengan memperkuat riset dan pemetaan terkait biji kopi Excelsa. Pemerintah juga perlu memfasilitasi petani dengan menyediakan alat dan mesin pertanian yang memadai untuk mempermudah produksi.
Dukungan Pemerintah Jawa Barat untuk Petani Kopi Excelsa
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Gandjar Yudniarsa, menyatakan bahwa pemerintah setempat telah melakukan pembinaan kepada petani kopi Excelsa dari hulu hingga hilir. Pembinaan meliputi budidaya, sarana prasarana pertanian, perlindungan hama, dan hilirisasi, termasuk pengembangan sumber daya manusia. Pembinaan juga dilakukan bersama mitra yang memberikan intervensi dan bantuan hukum.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga gencar mempublikasikan kopi Excelsa, terutama setelah keberhasilan Ryan Wibawa di World Brewers Cup 2024 di Chicago. Pemerintah berupaya membuat regulasi untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Meskipun demikian, masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk mengatasi tantangan yang dihadapi petani kopi Excelsa agar kopi ini dapat bersaing di pasar internasional dan memberikan kesejahteraan bagi petani.
Secara keseluruhan, tantangan yang dihadapi petani kopi Excelsa menunjukkan perlunya kolaborasi antara pemerintah, petani, dan pihak terkait untuk mengembangkan potensi kopi Excelsa. Dengan dukungan yang tepat, kopi Excelsa berpotensi menjadi komoditas unggulan Indonesia di pasar global.