Transformasi Digital: Kunci Atasi Ancaman Kesehatan Akibat Perubahan Iklim, Kata Kominfo
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menekankan peran transformasi digital, khususnya kecerdasan buatan (AI), dalam menghadapi ancaman kesehatan akibat perubahan iklim di Indonesia.
Jakarta, 5 Mei 2024 - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menegaskan bahwa transformasi digital menjadi kunci utama dalam upaya Indonesia mengatasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, dalam 'Innovative Forum of ClimateSmart Indonesia' di Jakarta, Senin (5/5).
Nezar Patria menekankan pentingnya peran teknologi sebagai benteng pertahanan terhadap ancaman kesehatan yang dipicu oleh perubahan iklim. Ia menyatakan, "Teknologi menjadi perisai kita terhadap ancaman kesehatan yang disebabkan oleh iklim. Kita membutuhkan sains, kolaborasi dan inovasi digital untuk mengatasi hal ini." Pernyataan ini menggarisbawahi urgensi pemanfaatan teknologi dalam menghadapi tantangan kesehatan yang semakin kompleks.
Pemerintah, menurut Nezar, gencar mengoptimalkan penerapan teknologi mutakhir, termasuk kecerdasan buatan (AI), untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Pemanfaatan AI diharapkan mampu menghasilkan kebijakan yang lebih akurat dan ilmiah, berlandaskan data yang valid dan teruji.
Inovasi Kesehatan Digital: Pentingnya Kesiapsiagaan
Nezar Patria lebih lanjut menjelaskan pentingnya inovasi kesehatan digital dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan menghadapi bencana atau wabah penyakit. Inovasi teknologi, seperti pemantauan pasien jarak jauh dan dukungan digital untuk perawatan mandiri, dinilai mampu memberikan perawatan berkualitas bagi mereka yang terdampak.
Kominfo melihat potensi besar transformasi yang dihasilkan oleh AI untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dukungan penuh diberikan terhadap pengembangan Sistem Tanggap Peringatan Dini Indonesia atau E-WARS, sebagai wujud komitmen dalam memanfaatkan teknologi untuk mitigasi bencana.
Wakil Menteri juga menekankan pentingnya kolaborasi antar berbagai pemangku kepentingan. "Kami menantikan kemajuan teknologi dan eksplorasi kasus penggunaan yang lebih banyak lagi, sehingga kami dapat membayangkan kondisi kesehatan yang lebih baik dan menyelamatkan lebih banyak nyawa," ujar Nezar Patria.
Kolaborasi Multipihak untuk Solusi Terintegrasi
Forum 'Innovative Forum of ClimateSmart Indonesia' sendiri melibatkan berbagai pihak, termasuk Kementerian Kesehatan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (Korika), Institute for Health Modeling And Climate Solutions (IMACS), dan Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence (MBZUAI).
Kolaborasi ini diharapkan mampu menghasilkan solusi terintegrasi dalam menghadapi ancaman kesehatan akibat perubahan iklim. Dengan menggabungkan data iklim dan kesehatan, AI diyakini mampu memprediksi, mencegah, dan mengurangi dampak ancaman kesehatan terkait iklim dengan lebih baik, termasuk memprediksi dan mencegah wabah penyakit.
Nezar Patria menutup paparannya dengan seruan untuk mengubah krisis menjadi peluang transformasi. "Kita harus memanfaatkan kecakapan teknologi kita untuk mengubah krisis ini menjadi peluang untuk transformasi," tegasnya.
Kesimpulannya, Kominfo melihat transformasi digital, khususnya dengan pemanfaatan AI, sebagai solusi strategis dalam menghadapi tantangan kesehatan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim. Kolaborasi dan inovasi menjadi kunci keberhasilan upaya ini.