Wamenekraf Dorong Edukasi Web3 untuk Bisnis Kreatif Indonesia
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menekankan pentingnya edukasi teknologi Web3 bagi pengembangan bisnis di Indonesia, bukan hanya sekedar penguasaan teknologi, tetapi juga pemahaman bisnis jangka panjang.
Jakarta, 15 Februari 2024 - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf), Irene Umar, baru-baru ini menyoroti pentingnya edukasi dalam pemanfaatan teknologi Web3 untuk kemajuan bisnis di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam diskusi panel bertajuk 'Web3 Industry Outlook: Global and Indonesian Market Perspective 2025', menekankan perlunya pemahaman menyeluruh tentang Web3, bukan hanya sebatas penguasaan teknologi semata.
Web3, iterasi internet terbaru yang berbasis teknologi blockchain dan dikelola secara komunal, telah menunjukkan perkembangan pesat di Indonesia. Dampaknya terasa di berbagai sektor, termasuk keuangan, pariwisata, industri kreatif, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Namun, Wamenekraf menekankan pentingnya edukasi untuk memastikan pemanfaatan teknologi ini secara efektif dan berkelanjutan.
Memahami Web3 Lebih Dalam
Wamenekraf Irene Umar menjelaskan, "Bagaimana kita bisa bawa ini untuk edukasi. Bukan untuk mengajarkan mereka membuat dompet crypto, tapi mengajarkan mereka tentang cara bangun bisnis ini untuk jangka panjang seperti apa, bagaimana cara mengatasi problem di dalamnya." Pernyataan ini menggarisbawahi fokus utama edukasi Web3, yaitu membangun pondasi pemahaman bisnis yang kuat, bukan hanya keahlian teknis.
Penguasaan teknologi seperti blockchain dan NFT memang penting, namun pemahaman mendalam tentang strategi bisnis jangka panjang, pengelolaan risiko, dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam ekosistem Web3 jauh lebih krusial. Edukasi yang komprehensif akan membekali pelaku bisnis dengan bekal yang dibutuhkan untuk bersaing dan berinovasi di era digital ini.
Potensi Web3 di Indonesia
Pertumbuhan industri Web3 di Indonesia sangat menjanjikan. Banyak perusahaan dan individu telah memanfaatkan teknologi ini untuk mengembangkan bisnis mereka. Namun, potensi ini perlu diimbangi dengan edukasi yang memadai agar perkembangannya berkelanjutan dan inklusif. Hal ini akan memastikan bahwa Indonesia dapat mengambil peran penting dalam perkembangan global Web3.
Diskusi panel yang diselenggarakan oleh Xellar, perusahaan dompet kripto, dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari komunitas kripto, korporasi, hingga individu yang tertarik memasuki industri Web3. CEO Xellar, Daniel Suwahjo, menjelaskan, "Yang hadir dalam diskusi panel ini bukan hanya komunitas kripto, tapi juga ada dari korporasi dan beberapa orang yang tidak terlalu paham tentang industri Web3 tetapi tertarik untuk masuk." Hal ini menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap industri Web3 di Indonesia.
Edukasi sebagai Kunci Sukses
Kesimpulannya, edukasi Web3 bukan hanya tentang mengajarkan teknologi, tetapi juga tentang membangun pemahaman bisnis yang menyeluruh. Dengan edukasi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi Web3 secara maksimal dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Inisiatif seperti diskusi panel yang diselenggarakan oleh Xellar merupakan langkah positif dalam upaya tersebut. Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk menyediakan akses edukasi Web3 yang berkualitas bagi masyarakat luas.
Ke depannya, program edukasi yang terstruktur dan komprehensif akan menjadi kunci keberhasilan dalam pengembangan ekosistem Web3 di Indonesia. Hal ini akan memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi Web3, tetapi juga sebagai kontributor utama dalam perkembangan teknologi ini di masa depan. Dengan demikian, Indonesia dapat bersaing di pasar global dan menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Langkah-langkah konkret seperti pelatihan, workshop, dan program sertifikasi perlu diimplementasikan untuk meningkatkan literasi Web3 di Indonesia. Kerjasama antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri sangat penting untuk memastikan keberhasilan program edukasi ini.