Waspada Penipuan! Kemenpar Imbau Wisatawan Cermat Pilih Penginapan Saat Lebaran
Kemenpar mengimbau wisatawan untuk cermat memilih penginapan, seperti vila atau homestay, selama libur Lebaran guna menghindari penipuan dan memastikan pelayanan sesuai harapan.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memberikan imbauan penting bagi wisatawan yang merencanakan liburan Lebaran tahun ini. Imbauan tersebut berfokus pada pentingnya kehati-hatian dalam memilih akomodasi, khususnya vila atau homestay, untuk mencegah potensi penipuan. Lebih dari 140 juta wisatawan nusantara diperkirakan akan bepergian selama periode libur Lebaran 28 Maret hingga 7 April, berdasarkan prediksi Kemenpar, sehingga kewaspadaan menjadi sangat penting.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar, Ni Made Ayu Marthini, dalam konferensi pers di Jakarta menyampaikan, "Kita juga harus respek ya, karena setiap orang sebagai konsumen punya preferensi yang berbeda-beda." Pernyataan ini menanggapi tren meningkatnya wisatawan yang memilih vila atau homestay sebagai pilihan akomodasi. Meskipun Kemenpar mengakui preferensi ini wajar, mengingat beragamnya kebutuhan dan anggaran wisatawan, penting untuk tetap waspada terhadap potensi penipuan.
Marthini menekankan pentingnya kehati-hatian dalam memilih penginapan untuk menghindari pengalaman yang tidak menyenangkan. Selain menghindari penipuan, wisatawan juga perlu memastikan bahwa pelayanan yang ditawarkan sesuai dengan kesepakatan dan harga yang tertera transparan serta sesuai dengan kemampuan finansial. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada tanggal 28 Maret dengan jumlah pemudik mencapai 12,1 juta orang, menurut data Kementerian Perhubungan.
Pilih Penginapan dengan Bijak: Hindari Penipuan dan Pastikan Layanan Sesuai
Kemenpar menyarankan agar wisatawan memastikan legalitas usaha penginapan yang dipilih. "Jangan lupa, pastikan vila itu atau yang lainnya terdaftar sebagai unit usaha yang legal dan sebagainya. Asal seperti itu tidak apa-apa karena pada akhirnya mereka bayar pajak, itu kan masuknya ke pemerintah juga yang digunakan untuk pembangunan nantinya," jelas Marthini. Hal ini penting untuk melindungi wisatawan dan memastikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional.
Selain legalitas, wisatawan juga perlu teliti memeriksa detail penginapan yang ditawarkan, termasuk fasilitas, harga, dan kebijakan pembatalan. Membandingkan beberapa pilihan penginapan dan membaca ulasan dari wisatawan lain juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Transparansi harga dan detail layanan menjadi kunci untuk menghindari potensi masalah di kemudian hari.
Tren wisata saat ini juga menunjukkan kecenderungan wisatawan untuk bepergian bersama-sama, menghindari Fear Of Missing Out (FOMO), dan mengunjungi tempat-tempat yang sedang populer. Meskipun Kemenpar mendukung tren ini, mereka tetap menekankan pentingnya memilih tempat wisata dan akomodasi yang aman dan terpercaya.
Tren Wisata dan Dampak Ekonomi
Marthini menambahkan, "Semuanya punya segmen, jadi, kita mendorong gitu ya dari sini dan yang penting adalah semuanya memberikan sumbangsih atau dampak positif terhadap ekonomi, budaya, dan dia menjaga juga alam dan sebagainya." Pernyataan ini menekankan pentingnya pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, yang memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal dan lingkungan.
Dengan prediksi jumlah wisatawan nusantara yang sangat besar selama libur Lebaran, Kemenpar berharap imbauan ini dapat membantu wisatawan menikmati liburan dengan aman dan nyaman. Penting bagi wisatawan untuk proaktif dalam mencari informasi dan memastikan pilihan akomodasi yang dipilih terpercaya dan sesuai dengan harapan.
Liburan Lebaran yang menyenangkan dan aman membutuhkan perencanaan yang matang. Dengan memperhatikan imbauan Kemenpar ini, diharapkan wisatawan dapat menghindari potensi penipuan dan menikmati liburan dengan tenang. Memilih penginapan yang legal dan terpercaya merupakan langkah awal untuk liburan yang berkesan.