Coco Gauff Raih Tiket Final Roma Terbuka Usai Pertarungan Tiga Jam
Coco Gauff melaju ke final Roma Terbuka setelah kemenangan dramatis atas Zheng Qinwen dalam pertandingan semifinal tiga jam lebih, menjadikannya pemain Amerika pertama yang mencapai final di Roma dalam sembilan tahun terakhir.
Petenis Amerika Coco Gauff berhasil mencapai final Internazionali BNL d'Italia di Roma setelah perjuangan panjang dan melelahkan. Gauff mengalahkan Zheng Qinwen dalam pertandingan semifinal yang berlangsung selama lebih dari tiga jam, Kamis (15/5) malam waktu setempat atau Jumat WIB. Kemenangan dramatis ini sekaligus mengukuhkan Gauff sebagai pemain Amerika pertama yang mencapai final di Roma dalam sembilan tahun terakhir.
Pertandingan yang menegangkan ini berakhir dengan skor 7-6(3), 4-6, 7-6(4) untuk kemenangan Gauff. Unggulan keempat ini menunjukkan mentalitas juara dan daya tahan fisik yang luar biasa untuk mengatasi perlawanan sengit dari unggulan kedelapan, Zheng. Kemenangan ini semakin istimewa karena Gauff berhasil melewati pertandingan yang sangat melelahkan, membuktikan ketangguhannya di lapangan tanah liat.
"Saya hanya berusaha untuk meraih setiap poin. Saya tahu sebelumnya bahwa itu akan menjadi pertandingan fisik. Terakhir kali kami bermain lebih dari tiga jam," ungkap Gauff seusai pertandingan, seperti yang dikutip dari WTA. Ia menambahkan, "Secara keseluruhan saya senang. Itu sama sekali bukan level terbaik saya, sejujurnya. Senang sekali bisa melewatinya dan melaju ke final lainnya."
Perjuangan Gigih Menuju Final
Pertandingan antara Gauff dan Zheng memang sarat dengan drama. Kedua petenis menampilkan permainan yang luar biasa, saling berbalas serangan dengan penuh determinasi. Gauff mengakui bahwa lapangan yang lambat turut mempengaruhi permainan, "Bagi saya, lapangan sangat lambat sepanjang pertandingan. Terutama saat bola setelah dua gim, bola terasa sangat berat," katanya. Ia juga menjelaskan tantangan bermain di malam hari dalam dua pertandingan berturut-turut.
Pada set ketiga, Zheng sempat memimpin 2-0, namun Gauff berhasil bangkit dan menunjukkan mentalitas juaranya. Ketahanan fisik dan mental Gauff menjadi kunci kemenangannya, terutama di penghujung pertandingan yang berlangsung hingga larut malam. Kemenangan ini semakin bermakna karena Gauff sebelumnya hanya unggul 0-2 di semifinal Roma, dan hampir kembali mengalami kekalahan setelah Zheng menyamakan kedudukan di set kedua.
Gauff akan menghadapi Jasmine Paolini, petenis Italia unggulan teratas, di final. Ia bertekad untuk menjadi pemain Amerika pertama yang memenangkan gelar tunggal di ajang WTA 1000 sejak Serena Williams pada tahun 2016. Tantangan besar menanti Gauff untuk mempertahankan performa terbaiknya dan meraih gelar juara di Roma Terbuka.
Rekor dan Tantangan di Depan
Kemenangan Gauff atas Zheng menandai final lapangan tanah liat WTA 1000 keduanya secara berturut-turut tahun ini. Ia sebelumnya juga berhadapan dengan Zheng di final WTA Final Riyadh 2024, sebuah pertandingan yang juga berlangsung lebih dari tiga jam dan dimenangkan Gauff melalui tiebreak set terakhir. Pengalaman tersebut tampaknya telah mempersiapkan Gauff menghadapi pertandingan semifinal yang penuh tantangan di Roma.
Di final, Gauff akan menghadapi tantangan berat dari Jasmine Paolini, petenis tuan rumah yang didukung penuh oleh penonton. Namun, dengan semangat juang dan pengalaman yang dimilikinya, Gauff berpeluang besar untuk meraih gelar juara. Kemenangan di Roma akan menjadi pencapaian luar biasa bagi Gauff, sekaligus menandai kebangkitan petenis Amerika di kancah tenis dunia.
Pertandingan final ini akan menjadi laga yang sangat dinantikan. Baik Gauff maupun Paolini akan memberikan yang terbaik untuk merebut gelar juara. Siapapun yang menang, akan menorehkan sejarah baru di Roma Terbuka.
Gauff, dengan kemenangannya ini, telah membuktikan dirinya sebagai salah satu petenis muda terbaik dunia saat ini. Kemampuannya untuk bermain di bawah tekanan dan daya tahan fisik yang luar biasa menjadi kunci kesuksesannya. Kita nantikan penampilannya di final Roma Terbuka.