Pordasi Belajar dari Prancis, Infrastruktur Berkuda Indonesia Akan Berbenah
Usai kunjungan ke Prancis, PP Pordasi berencana kembangkan infrastruktur berkuda di Indonesia dengan mencontoh sistem manajemen terintegrasi dan fasilitas kelas dunia Prancis.
Jakarta, 12 Maret 2024 (ANTARA) - Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) berencana mengembangkan infrastruktur berkuda nasional setelah melakukan studi banding ke Prancis. Kunjungan yang berlangsung pada 5-10 Maret ini bertujuan mempelajari pengelolaan race course dan pusat pelatihan berkuda di negara yang dikenal sebagai kiblat olahraga berkuda dunia.
Ketua Umum PP Pordasi, Aryo Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa kunjungan ke Prancis memberikan banyak pelajaran berharga. "Kami melihat bagaimana Prancis mengelola race course dan pusat pelatihan dengan sangat profesional. Ini adalah contoh nyata yang bisa ditiru untuk meningkatkan kualitas fasilitas berkuda di Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Kunjungan ini merupakan tindak lanjut kerjasama Pordasi dengan Federasi Berkuda Prancis yang dibahas dalam pertemuan dengan Duta Besar Fabien Penone pada Desember 2024. Selain studi banding, kunjungan ini juga bertepatan dengan partisipasi dua atlet berkuda Indonesia, Brayen Brata-Coolen dan Arserl Rizki Brayudha, dalam kompetisi bergengsi Jumping International de Canteleu (CSI Canteleu).
Pengembangan Infrastruktur Berkuda ala Prancis
Selama di Prancis, PP Pordasi mengunjungi beberapa lokasi penting, termasuk Hippodrome de Saint Cloud, Equestrian Training Center Saumur, dan Pony Club equestrian Center. Kunjungan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang pengelolaan fasilitas berkuda kelas dunia. Tidak hanya infrastruktur fisik, PP Pordasi juga mempelajari sistem manajemen terintegrasi yang diterapkan Prancis.
Aryo Djojohadikusumo menekankan pentingnya sistem manajemen yang terintegrasi, mulai dari perawatan fasilitas, pelatihan atlet, hingga pengembangan kuda. Sistem ini, menurutnya, menjadi kunci keberhasilan Prancis dalam mempertahankan kualitas race course selama bertahun-tahun. Hal ini juga mencakup kolaborasi yang harmonis antara pemerintah, asosiasi olahraga berkuda, dan sektor swasta.
Fasilitas berkuda di Prancis, lanjut Aryo, dirancang dengan standar tinggi, mulai dari arena latihan, stable, hingga area pendukung seperti klinik kesehatan kuda dan pusat penelitian. Prancis juga sangat memperhatikan kesejahteraan kuda dan kualitas pelatihan atlet. Kolaborasi antara pemerintah, asosiasi, dan swasta memastikan dukungan finansial dan regulasi yang kuat untuk perkembangan olahraga berkuda.
"Kami memiliki sistem manajemen yang terintegrasi, mulai perawatan fasilitas, pelatihan atlet, hingga pengembangan kuda. Ini adalah kunci mengapa race course kami bisa bertahan ratusan tahun," jelas Vice President of France Galop dan President of the Flat Racing Commitee, Arnaud de Seyssel.
Nota Kesepahaman dan Harapan untuk Masa Depan
Selain studi banding, PP Pordasi juga menandatangani nota kesepahaman dengan perwakilan asosiasi berkuda dan pemerintah Prancis. Nota kesepahaman ini diharapkan dapat memperkuat kerjasama kedua negara di bidang olahraga berkuda dan membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut.
Dengan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari Prancis, PP Pordasi optimis dapat meningkatkan kualitas fasilitas olahraga berkuda di Indonesia. Implementasi sistem manajemen terintegrasi dan pengembangan infrastruktur yang modern diharapkan dapat melahirkan atlet-atlet berkuda Indonesia yang berprestasi di kancah internasional.
Ke depannya, Pordasi akan fokus pada peningkatan kualitas fasilitas latihan, perawatan kuda, dan pelatihan atlet. Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta, juga akan menjadi kunci keberhasilan pengembangan olahraga berkuda di Indonesia.
Dengan mengadopsi standar dan sistem manajemen yang diterapkan di Prancis, diharapkan olahraga berkuda di Indonesia dapat berkembang pesat dan mampu bersaing di tingkat internasional.