PSMS Medan Buka Peluang Kerja Sama, Targetkan Liga 1 Musim Depan
Manajemen PSMS Medan membuka pintu bagi semua pihak untuk berkolaborasi memajukan klub, meskipun menegaskan PSMS tidak dijual, serta menyampaikan permohonan maaf atas kegagalan promosi ke Liga 1.
Direktur Utama PT Kinantan Medan Indonesia (KMI), Arifuddin Maulana Basri, mengumumkan bahwa manajemen PSMS Medan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapa pun yang ingin berkontribusi dalam memajukan klub kebanggaan Sumatera Utara tersebut. Pernyataan ini disampaikan di Medan, Sabtu (22/2), menyusul kegagalan PSMS promosi ke Liga 1 musim ini. Pihaknya menekankan bahwa PSMS Medan bukan untuk dijual, namun kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk menatap kompetisi Liga 2 musim depan.
Arifuddin menjelaskan bahwa saat ini manajemen tengah gencar menjalin komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan, baik di tingkat kota Medan maupun provinsi Sumatera Utara. Upaya ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan fasilitas yang lebih baik bagi PSMS Medan. Komunikasi intensif telah terjalin dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Medan dan Dispora Sumatera Utara, serta direncanakan pula dengan Wali Kota Medan dan Gubernur Sumatera Utara terpilih. Harapannya, PSMS Medan dapat kembali bersaing di kancah sepak bola nasional.
Manajemen PSMS Medan juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Kota Medan atas kegagalan tim promosi ke Liga 1. Meskipun demikian, Arifuddin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas dukungan luar biasa yang terus diberikan oleh para pendukung setia Ayam Kinantan. "Kami memohon maaf kepada masyarakat Kota Medan karena PSMS belum bisa kembali ke Liga 1. Namun, kami sangat berterima kasih atas dukungan luar biasa yang telah diberikan selama ini," katanya.
Dukungan Finansial dan Transparansi Manajemen
Sekretaris Umum PSMS Medan, Julius Raja, menjelaskan bahwa mengelola klub sepak bola profesional bukanlah hal yang mudah, terutama dari sisi finansial. Ia mengungkapkan bahwa untuk mengikuti kompetisi Liga 2 dibutuhkan dana sekitar Rp12 miliar, sementara pemasukan dari sponsor dan subsidi PT Liga Indonesia Baru (LIB) hanya sekitar Rp5 miliar. "Untuk mengarungi kompetisi Liga 2 itu setidaknya butuh dana sekitar Rp12 miliar. Sementara masukan sponsor dan subsidi PT LIB selaku penyelenggara kompetisi hanya sekitar Rp5 miliar. Bayangkan setiap musim harus menyiapkan anggaran Rp7 miliar," jelasnya.
Julius Raja juga membantah kabar yang beredar mengenai tunggakan gaji pemain. Ia menegaskan bahwa kontrak pemain masih berlaku hingga Maret, dan manajemen berkomitmen untuk memenuhi kewajiban tersebut. "Ini juga perlu diluruskan. Pemain dalam kontraknya sampai bulan Maret, dan itu kewajiban yang harus kita penuhi. Saat ini masih bulan Februari. Beri kami waktu untuk menyelesaikan kewajiban tersebut dengan cara apa pun. Lagian, kita tetap membayar walaupun mereka tidak bermain lagi karena kompetisi sudah berakhir," tegasnya.
Lebih lanjut, Julius Raja mengonfirmasikan bahwa seluruh pemain asing PSMS Medan telah dipulangkan ke negara masing-masing, dan sisa gaji mereka akan dibayarkan pada bulan depan. Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas kurangnya komunikasi yang efektif antara manajemen dan media massa. Hal ini, menurutnya, disebabkan oleh tuntutan pekerjaan manajemen untuk memastikan PSMS Medan tetap kompetitif dan hak-hak pemain, pelatih, serta ofisial terpenuhi.
"Pemain asing sudah pulang dan sisa gaji mereka akan kita selesaikan bulan depan," tambahnya. "Kami menyadari banyak kekurangan selama ini terutama dalam hal komunikasi," katanya.
Langkah ke Depan: Manajemen PSMS Medan berkomitmen untuk meningkatkan transparansi dan komunikasi dengan publik. Mereka juga akan terus berupaya mencari sumber pendanaan tambahan untuk mendukung operasional tim dan memastikan kesiapan menghadapi Liga 2 musim depan. Kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta, menjadi kunci utama dalam upaya pembinaan dan pengembangan PSMS Medan.