Angga Dwimas Sasongko Umumkan Film Aksi "Ratu Malaka" di Cannes
Sutradara Angga Dwimas Sasongko mengumumkan proyek film aksi terbarunya, "Ratu Malaka", sebuah film kriminal-aksi thriller dengan sentuhan mitos dan spiritual, di Festival Film Cannes 2025.

Sutradara kenamaan Indonesia, Angga Dwimas Sasongko, baru-baru ini mengumumkan proyek film terbarunya yang bertajuk "Ratu Malaka" di Festival Film Cannes 2025. Pengumuman ini mengejutkan industri perfilman Indonesia, mengingat Angga dikenal dengan karya-karyanya yang beragam dan berkualitas tinggi. Film "Ratu Malaka" akan menjadi film aksi kelima Angga, menandai kembalinya ia ke genre yang telah membesarkan namanya.
Film "Ratu Malaka" bukan sekadar film aksi biasa. Angga, yang juga pendiri rumah produksi Visinema, menjelaskan bahwa film ini akan menjadi sebuah film kriminal-aksi thriller yang unik, memadukan unsur dunia kejahatan urban dengan mitos dan kekuatan spiritual. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Angga di Marche du Film, Cannes, Prancis, menandai langkah besar dalam pengembangan genre aksi di Indonesia.
Keputusan Angga untuk kembali menyutradarai film aksi setelah dua tahun fokus pada pengembangan Visinema dan film animasi "JUMBO" menunjukkan komitmennya yang besar terhadap pengembangan perfilman Indonesia. "Waktunya kembali menyutradarai film yang membakar naluri terdalam saya sebagai storyteller," ujar Angga dalam keterangan resminya.
Tantangan Baru: Aksi dengan Jiwa Lokal
Angga menjelaskan bahwa "Ratu Malaka" akan berbeda dari film-film aksinya sebelumnya, seperti "Wiro Sableng", "Ben & Jody", "13 Bom di Jakarta", dan "Mencuri Raden Saleh". Ia menyebut film ini sebagai karya yang personal dan monumental, sebuah film aksi dengan "jiwa, darah, dan napas lokal yang keras". Film ini akan menampilkan sindikat kriminal yang menjalankan aksinya melalui ritual dukun dan ramalan kekuasaan, sebuah elemen unik yang membedakannya dari film aksi konvensional.
Lebih lanjut, Angga menekankan bahwa genre aksi tidak hanya sebatas kejar-kejaran dan ledakan. Baginya, genre aksi merupakan ruang sinematik untuk menciptakan spektakel visual yang memukau, karakter ikonik yang berkesan, dan narasi yang beresonansi dengan penonton. "Ratu Malaka" diharapkan mampu memenuhi semua aspek tersebut, sekaligus mengangkat genre aksi Indonesia ke level yang lebih tinggi.
Saat ini, film "Ratu Malaka" masih dalam tahap pengembangan naskah dan penyusunan strategi produksi. Produksi penuh direncanakan akan dimulai pada awal tahun 2026. Angga dan Visinema juga sedang aktif menjalin kerja sama dengan perusahaan film dari Korea Selatan dan Amerika Serikat untuk mendukung pengembangan produksi berskala internasional dan memperluas distribusi global film ini.
Visi Internasional untuk "Ratu Malaka"
Dengan mengumumkan proyek ini di Festival Film Cannes, Angga menunjukkan ambisi besarnya untuk membawa "Ratu Malaka" ke kancah internasional. Langkah ini juga sejalan dengan komitmennya untuk memperluas ekosistem produksi dan kolaborasi kreatif lintas negara. Kolaborasi internasional ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas produksi dan jangkauan distribusi film "Ratu Malaka", sehingga dapat dinikmati oleh penonton di seluruh dunia.
Partisipasi Angga Dwimas Sasongko dan Visinema dalam Festival Film Cannes 2025 merupakan bukti nyata dari perkembangan industri perfilman Indonesia. "Ratu Malaka" bukan hanya sebuah film aksi, tetapi juga representasi dari ambisi dan kreativitas sineas Indonesia dalam menciptakan karya berkualitas yang dapat bersaing di pasar global. Film ini diproyeksikan akan menjadi sebuah karya monumental yang akan meninggalkan jejak signifikan dalam sejarah perfilman Indonesia.
Proses produksi yang direncanakan dimulai awal 2026 menandakan keseriusan Angga dalam mewujudkan visi besarnya. Dengan pengalaman dan reputasinya, diharapkan "Ratu Malaka" akan menjadi film aksi Indonesia yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengangkat citra perfilman Indonesia di mata dunia.
Kehadiran unsur-unsur mitos dan spiritual dalam cerita "Ratu Malaka" menjadi daya tarik tersendiri. Ini menunjukkan bahwa Angga tidak hanya fokus pada aspek aksi semata, tetapi juga ingin menghadirkan cerita yang kaya akan budaya dan nilai-nilai lokal, sehingga mampu menarik perhatian penonton internasional yang haus akan cerita-cerita unik dan berbeda.