100 Truk Listrik Otonom Meluncur di Tambang Batubara China: Revolusi Pertambangan yang Aman dan Efisien
Huaneng Group luncurkan 100 truk listrik otonom di tambang batubara Mongolia Dalam, China, meningkatkan efisiensi dan keselamatan pertambangan.

China kembali menorehkan prestasi gemilang di sektor pertambangan. Pada Kamis (15/5), Huaneng Group, perusahaan energi BUMN China, meluncurkan 100 truk listrik otonom di tambang batubara terbuka Yimin, Mongolia Dalam. Peluncuran ini menandai sebuah langkah signifikan dalam otomatisasi dan peningkatan keselamatan di industri pertambangan, khususnya dalam menghadapi tantangan lingkungan kerja yang ekstrem.
Apa yang dilakukan Huaneng Group? Mereka mengganti armada truk konvensional dengan 100 truk listrik otonom yang dioperasikan tanpa pengemudi. Di mana? Di tambang batubara terbuka Yimin, Mongolia Dalam, China. Kapan? Peluncuran dilakukan pada 15 Mei 2024. Mengapa? Untuk meningkatkan efisiensi, keselamatan, dan ramah lingkungan. Bagaimana? Dengan menggandeng perusahaan teknologi ternama seperti XCMG, Huawei, dan State Grid Smart Internet of Vehicles.
Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi keamanan energi nasional China dan upaya mendorong transisi energi di sektor transportasi pertambangan. Direktur Huaneng Inner Mongolia Eastern Energy Co., Ltd, Li Shuxue, menyatakan komitmen perusahaan untuk membangun tambang yang aman, cerdas, dan ramah lingkungan. Penggunaan truk listrik otonom ini diharapkan mampu mengurangi emisi karbon dan meningkatkan produktivitas tambang.
Teknologi Canggih di Balik Truk Otonom
Keberhasilan proyek ini tidak lepas dari kolaborasi strategis Huaneng Group dengan para pemain teknologi terkemuka. XCMG, produsen alat berat terkemuka China, berperan dalam pembuatan truk yang mampu mengangkut muatan hingga 90 ton, beroperasi di suhu ekstrem hingga -40 derajat Celcius, dan mencapai kecepatan hingga 50 km/jam. Huawei, raksasa teknologi informasi dan komunikasi, menyediakan layanan 'Commercial Vehicle Autonomous Driving Cloud Service' (CVADCS) yang memungkinkan pembaruan lokasi operasional secara real-time, serta penentuan rute tercepat untuk meningkatkan efisiensi operasional.
Huawei juga mengembangkan algoritma AI khusus untuk pertambangan terbuka, memastikan akurasi kendaraan otonom dan kolaborasi cloud yang efisien. Jaringan 5G-A yang mendukung transmisi video berkualitas HD dan penyimpanan berbasis cloud menjadi kunci keberhasilan sistem ini. State Grid Smart Internet of Vehicles turut berkontribusi dalam penyediaan infrastruktur pendukung teknologi ini.
Penggunaan teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan personel di tambang. Kondisi kerja yang ekstrem, seperti suhu rendah, hujan lebat, salju, debu, dan risiko kelelahan, seringkali menyebabkan kecelakaan. Truk otonom diharapkan dapat meminimalisir risiko tersebut dan meningkatkan keamanan produksi.
Tantangan dan Solusi dalam Implementasi Teknologi
Wakil Direktur Marketing Departemen Minyak, Gas dan Pertambangan Huawei, Jack Chen, mengakui tantangan dalam mengimplementasikan teknologi informasi dan komunikasi di sektor produksi tradisional seperti pertambangan. Sektor ini seringkali terlambat mengadopsi teknologi baru karena berbagai hambatan. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pemahaman bahwa teknologi digital dapat meningkatkan efisiensi dan keselamatan produksi, serta kesesuaian teknologi dengan kebutuhan spesifik sektor pertambangan.
Implementasi 100 truk otonom ini membutuhkan pembangunan infrastruktur digital yang komprehensif, termasuk pusat data, jaringan, dan teknologi pendukung lainnya seperti kamera berkualitas tinggi, laser radar, dan platform terkoneksi cloud. Jack Chen menekankan bahwa solusi ini telah siap secara komersial, dibuktikan dengan peningkatan efisiensi hingga 120 persen dibandingkan truk konvensional dan kecepatan operasional hingga 35 km/jam.
Lebih lanjut, Jack Chen menjelaskan bahwa di China sendiri, lebih dari 2.000 truk otonom telah beroperasi. Ia optimistis solusi ini akan menjadi solusi utama untuk pertambangan terbuka di masa depan, dan negara-negara lain seperti Brazil telah mulai mempertimbangkan penerapan teknologi serupa. Untuk negara yang belum memiliki infrastruktur 5G, teknologi ELT (Enhanced LTE) dapat menjadi solusi sementara.
Keselamatan dan Keberlanjutan Operasional
Jack Chen mengklaim bahwa tingkat kecelakaan penggunaan truk otonom di tambang tersebut adalah nol. Prioritas utama adalah keamanan pekerja, dengan semua pekerja berada di ruang kontrol yang aman. Sistem ini juga terbukti meningkatkan keamanan produksi secara signifikan. Lima pekerja bertugas mengawasi lalu lintas truk otonom secara bergiliran, termasuk mengawasi pengisian baterai yang hanya membutuhkan waktu 6 menit.
Huaneng Group berencana untuk mengembangkan operasional truk menjadi 24/7 dalam tiga tahun ke depan dengan lebih dari 300 truk otonom. Proyek ini menunjukkan komitmen China dalam mengembangkan teknologi pertambangan yang aman, efisien, dan berkelanjutan, sejalan dengan kapasitas produksi batubara China yang mencapai 4,66 miliar ton pada tahun 2023.
Peluncuran 100 truk listrik otonom ini bukan hanya sekadar inovasi teknologi, tetapi juga sebuah langkah maju dalam transformasi industri pertambangan menuju era yang lebih aman, efisien, dan ramah lingkungan. Suksesnya proyek ini diharapkan dapat menginspirasi negara-negara lain untuk mengadopsi teknologi serupa dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di sektor pertambangan.