11 Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Mukomuko, Januari 2025
Dinas Kesehatan Mukomuko menangani 11 kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) pada Januari 2025, sedikit lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya, namun masih stabil dibandingkan bulan-bulan akhir 2024.
![11 Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Mukomuko, Januari 2025](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230224.167-11-kasus-gigitan-hewan-penular-rabies-di-mukomuko-januari-2025-1.jpg)
Mukomuko, Bengkulu - Sebanyak 11 kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) terjadi di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, sepanjang Januari 2025. Data ini berasal dari permintaan vaksin anti rabies (VAR) melalui aplikasi Dinas Kesehatan setempat. Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular, Ruli Herlindo, menyampaikan informasi ini pada Kamis lalu.
Penanganan Kasus Gigitan HPR
Ke-11 korban gigitan HPR, baik oleh anjing maupun kucing, langsung diberikan VAR untuk mencegah penularan rabies. Menariknya, sebagian besar kasus gigitan disebabkan oleh kucing, kemungkinan karena interaksi yang lebih dekat dengan pemiliknya. Meskipun jumlah kasus Januari 2025 lebih rendah dibandingkan 16 kasus pada Januari 2024, perbandingan yang lebih akurat harus memperhitungkan tren tiga bulan sebelumnya.
Data menunjukkan 10 kasus pada Oktober 2024, 9 kasus pada November 2024, dan 13 kasus pada Desember 2024. Dengan demikian, angka kasus gigitan HPR di Januari 2025 tergolong stabil dan tidak menunjukkan penurunan signifikan jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya di tahun 2024. Grafik kasus menunjukkan tren yang relatif konsisten.
Kesiapan Stok Vaksin dan Strategi Pencegahan
Dinas Kesehatan Mukomuko telah menyiapkan 150 dosis VAR. Sebanyak 90 dosis disimpan di gudang Dinkes, sementara sisanya dialokasikan ke pusat Rabies Center di berbagai puskesmas. Distribusi VAR ini dirancang untuk memastikan akses cepat dan mudah. Puskesmas rawat jalan memiliki stok 2 dosis VAR, sedangkan puskesmas perawatan memiliki 5 dosis. Penyediaan VAR di puskesmas bertujuan untuk menangani kasus gigitan HPR yang terjadi di malam hari.
Langkah antisipatif ini menunjukkan kesiapan Dinkes Mukomuko dalam menghadapi potensi kasus gigitan HPR. Dengan ketersediaan VAR yang memadai dan distribusi yang strategis, diharapkan penanganan kasus gigitan HPR dapat dilakukan secara efektif dan efisien, meminimalisir risiko penularan rabies di masyarakat.
Kesimpulan
Meskipun jumlah kasus gigitan HPR di Januari 2025 terbilang lebih rendah dibandingkan Januari 2024, tren kasus menunjukkan angka yang relatif stabil jika dibandingkan dengan tiga bulan terakhir tahun 2024. Upaya pencegahan dan kesiapan stok VAR oleh Dinas Kesehatan Mukomuko patut diapresiasi sebagai langkah proaktif dalam melindungi masyarakat dari ancaman rabies.