15 Proyek Migas Rp13,6 Triliun Siap Beroperasi 2025, Dorong Produksi Nasional
SKK Migas optimis 15 proyek migas senilai Rp13,6 triliun akan beroperasi pada 2025, meningkatkan produksi minyak dan gas serta mendukung ketahanan energi nasional.

Jakarta, 13 Maret 2024 - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memasang target ambisius dengan menargetkan beroperasinya 15 proyek migas pada tahun 2025. Proyek-proyek ini, yang bernilai total 832,7 juta dolar AS atau sekitar Rp13,6 triliun (dengan kurs Rp16.366), diproyeksikan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi minyak dan gas bumi di Indonesia. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D Suryodipuro, menyampaikan hal ini dalam acara buka puasa bersama di Jakarta.
Hudi menjelaskan bahwa beroperasinya 15 proyek migas ini diharapkan mampu menambah atau mempertahankan kapasitas produksi minyak hingga 73.335 barel minyak per hari (BOPD) dan kapasitas gas hingga 896 juta kaki kubik standar gas per hari (MMSCFD). Jika dikonversi menjadi setara minyak, total kapasitas produksi migas mencapai 233.389 barel setara minyak per hari (BOEPD). Perlu dicatat bahwa mempertahankan kapasitas produksi ini mencakup peremajaan atau revamping sumur-sumur tua yang ada.
Proyeksi produksi gabungan dari ke-15 proyek migas tersebut pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 64.913 BOPD untuk minyak dan 792 MMSCFD untuk gas, atau setara dengan 206.288 BOEPD setelah konversi volume gas. SKK Migas menekankan pentingnya memastikan agar proyek-proyek ini berjalan sesuai jadwal, meskipun tantangan-tantangan di lapangan tetap menjadi perhatian utama.
Strategi Peningkatan Lifting Migas
SKK Migas telah merancang tiga strategi utama untuk meningkatkan lifting migas nasional. Strategi ini difokuskan untuk memenuhi kebutuhan kilang minyak baru berkapasitas 1 juta barel per hari yang sedang dibangun pemerintah. Ketiga strategi tersebut adalah: optimalisasi produksi melalui penerapan teknologi terkini, reaktivasi sumur-sumur yang saat ini tidak aktif (idle), dan peningkatan kegiatan eksplorasi secara besar-besaran.
Namun, Hudi menegaskan bahwa peningkatan lifting migas bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan kilang baru tersebut. Peningkatan produksi migas tetap menjadi prioritas utama, bahkan jika kilang baru belum beroperasi, untuk memenuhi kebutuhan energi domestik. Saat ini, produksi minyak Indonesia berada di kisaran 600.000 barel per hari, sementara konsumsi mencapai 1,5 juta barel per hari. Oleh karena itu, upaya peningkatan lifting migas menjadi sangat krusial.
"Produksi kita di kisaran 600 ribu (barel) lah, kita pukul rata. Sementara konsumsinya ada di sekitar 1,5 juta barel. Jadi, kebutuhan kita untuk meningkatkan lifting tetap harus ada," jelas Hudi.
Keberhasilan 15 proyek migas ini akan menjadi penentu penting dalam upaya Indonesia untuk meningkatkan ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor. SKK Migas akan terus memantau dan mendukung pelaksanaan proyek-proyek tersebut agar dapat beroperasi tepat waktu dan sesuai target.