20 Warga Bengkulu Siap Jadi PMI, Target Pemkot Capai 200 Orang Tahun Ini
Pemkot Bengkulu mencatat 20 warga telah mengajukan diri sebagai PMI untuk bekerja di luar negeri, dengan target 200 PMI pada tahun 2025 untuk mengurangi angka pengangguran.

Pemerintah Kota Bengkulu mencatat 20 warga telah mendaftarkan diri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan siap bekerja di luar negeri pada tahun ini. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bengkulu, Firman Romzi, pada Senin, 24 Februari 2024. Proses pengajuan ini menandai kesiapan para calon PMI untuk bekerja di luar negeri setelah memenuhi persyaratan administrasi dan perjanjian kerja.
Para calon PMI ini telah mengajukan pengesahan perjanjian kerja mereka dengan perusahaan penyedia tenaga kerja. Proses pengesahan ini dilakukan oleh Disnaker Kota Bengkulu untuk memastikan legalitas dan perlindungan hukum bagi para pekerja di luar negeri. Dokumen penting seperti paspor dan kartu identitas lainnya juga wajib dilampirkan dalam proses pengajuan ini.
Langkah ini diharapkan dapat membantu menekan angka pengangguran di Kota Bengkulu yang cukup tinggi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Kota Bengkulu mencapai 10.156 orang. Dengan menjadi PMI, para warga Bengkulu ini tidak hanya mendapatkan penghasilan, tetapi juga berkontribusi sebagai pahlawan devisa bagi negara.
Kesempatan Kerja di Luar Negeri
Saat ini, negara tujuan PMI terbanyak adalah Taiwan dan Jepang. Di Taiwan, lowongan pekerjaan tersedia sebagai perawat lansia dengan gaji sekitar Rp11 juta per bulan. Sementara itu, di Jepang, tersedia berbagai lowongan di bidang konstruksi, pertanian, perkebunan, dan industri, dengan gaji yang lebih tinggi, mencapai Rp20 juta per bulan.
Meskipun demikian, biaya keberangkatan ke luar negeri cukup tinggi. Untuk Taiwan, biaya berkisar Rp30-40 juta per orang, sedangkan untuk Jepang, biaya mencapai Rp50-60 juta per orang. Biaya tersebut sudah termasuk biaya administrasi, ongkos perjalanan, dan uang saku. Biaya keberangkatan ini biasanya ditanggung oleh lembaga atau perusahaan swasta penyalur PMI, dengan potongan gaji bulanan sesuai kesepakatan.
Disnaker Kota Bengkulu memberikan dukungan penuh terhadap program ini. Mereka menargetkan sebanyak 200 warga Bengkulu dapat bekerja sebagai PMI pada tahun 2025. Pada tahun 2024, target tersebut telah terlampaui dengan 210 warga Bengkulu yang bekerja di luar negeri.
Target dan Dampak Positif
"Pada 2024 kita sudah mencapai target, jadi sebanyak 210 orang bekerja ke luar negeri, dan tahun ini target kita sama yaitu 200 orang," ujar Firman Romzi. Ia menambahkan bahwa program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Kota Bengkulu dan mengurangi angka pengangguran.
"PMI ini tentunya ada kontribusinya untuk negara, jadi selain menekan angka pengangguran, PMI ini juga kan sebagai pahlawan devisa," terang Firman. Dengan demikian, program penempatan PMI ini tidak hanya memberikan solusi bagi permasalahan pengangguran, namun juga berkontribusi pada perekonomian nasional.
Proses perekrutan dan penempatan PMI dilakukan secara resmi dan terdaftar melalui Disnaker Kota Bengkulu untuk memastikan perlindungan dan kepastian hukum bagi para pekerja. Hal ini juga memastikan bahwa para pekerja mendapatkan gaji yang layak dan sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati.
Keberhasilan program ini bergantung pada kerja sama antara pemerintah, lembaga penyalur PMI, dan para pekerja itu sendiri. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan semakin banyak warga Bengkulu yang dapat memperoleh kesempatan kerja di luar negeri dan meningkatkan kesejahteraan mereka.