2.556 Ternak di Aceh Sembuh dari PMK, Hanya Tersisa 37 Kasus
Dinas Peternakan Aceh menyatakan 2.556 ternak telah sembuh dari PMK, meninggalkan 37 kasus aktif, dan upaya vaksinasi terus dilakukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Banda Aceh, 24 Januari 2024 - Kabar baik datang dari Aceh! Sebanyak 2.556 ekor ternak, terutama sapi, dinyatakan sembuh dari penyakit mulut dan kuku (PMK). Angka ini merupakan kabar positif di tengah wabah sebelumnya yang menginfeksi 2.646 ekor ternak. Penanganan PMK di Aceh menunjukkan perkembangan signifikan, meninggalkan rasa optimisme bagi para peternak.
Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zalsufran, menjelaskan bahwa dari total ternak yang terjangkit, sebanyak 2.556 telah dinyatakan sembuh. Sayangnya, terdapat juga 34 ekor ternak yang mati dan 19 ekor lainnya terpaksa dipotong. Ini menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar ternak berhasil melewati masa kritis, tetap ada kerugian yang dialami peternak.
Saat ini, hanya tersisa 37 ekor ternak yang masih terjangkit PMK. Proses penyembuhan terus dilakukan dengan berbagai upaya untuk memastikan seluruh ternak di Aceh terbebas dari penyakit ini. Keberhasilan ini menjadi bukti efektifitas strategi penanganan yang diterapkan.
Sebaran kasus PMK sebelumnya cukup luas. Aceh Timur mencatat 1.132 kasus, diikuti Aceh Utara (437), Bireuen (63), Bener Meriah (11), Aceh Tamiang (15), Aceh Barat (11), Aceh Selatan (8), Kota Langsa (467), dan Kota Lhokseumawe (502). Namun, saat ini hanya Langsa (25 kasus), Aceh Barat (11 kasus), dan Aceh Selatan (1 kasus) yang masih melaporkan kasus aktif.
Zalsufran menekankan keberhasilan penanganan PMK di Aceh berkat kerja keras tim di kabupaten/kota. Penerapan biosecurity yang ketat dan pengobatan yang tepat, baik secara medis maupun tradisional, berperan penting dalam percepatan penyembuhan ternak. Partisipasi aktif peternak dalam pengobatan tradisional juga patut diapresiasi.
Selain pengobatan, vaksinasi juga menjadi kunci keberhasilan. Dari 1.000 dosis vaksin yang dialokasikan, seluruhnya telah digunakan untuk memvaksinasi ternak sehat guna mencegah penyebaran lebih lanjut. Pemerintah Aceh berkomitmen untuk terus melanjutkan program vaksinasi ini.
Pemerintah Aceh juga menerapkan langkah pencegahan di perbatasan Aceh-Sumatera Utara. Petugas di pos cek poin secara ketat memantau lalu lintas ternak dan melakukan pemeriksaan kesehatan hewan serta dokumen pendukung. Tujuannya untuk memastikan hanya ternak sehat yang masuk ke Aceh, mencegah masuknya PMK dari daerah lain.
Keberhasilan penanganan PMK di Aceh menjadi contoh baik bagi daerah lain. Kombinasi antara biosecurity ketat, pengobatan efektif, dan vaksinasi masif terbukti mampu menekan penyebaran penyakit dan meningkatkan angka kesembuhan ternak. Semoga keberhasilan ini dapat dipertahankan dan terus ditingkatkan untuk masa mendatang.