30 Sapi di Riau Sembuh dari PMK, Vaksinasi Digencarkan
Dinas PKH Riau telah berhasil menyembuhkan 30 sapi dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), namun vaksinasi terus digencarkan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut di tengah ancaman penyakit lainnya.

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang sapi di Riau mendapat penanganan serius dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau. Kabar baiknya, sebanyak 30 sapi telah dinyatakan sembuh dari penyakit ini. Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas PKH Riau, Faralinda Sari, pada Kamis pekan lalu di Pekanbaru.
Perkembangan Kasus PMK di Riau
Meskipun 30 sapi telah sembuh, Faralinda menjelaskan bahwa angka tersebut merupakan bagian dari 68 sapi yang sebelumnya terinfeksi PMK di berbagai daerah di Riau. Penanganan PMK tidak hanya fokus pada pengobatan, tetapi juga pencegahan melalui vaksinasi. Hingga saat ini, sebanyak 3.249 dosis vaksin PMK telah diberikan kepada sapi dan kerbau di berbagai wilayah di Riau.
Vaksinasi PMK terkonsentrasi di beberapa kabupaten. Kampar memimpin dengan 1.000 dosis vaksin yang telah disuntikkan, diikuti Indragiri Hulu (947 dosis), Pekanbaru (573 dosis), Dumai (350 dosis), Siak (223 dosis), Indragiri Hilir (60 dosis), dan UPT Pemprov Riau (96 dosis). Distribusi vaksin dilakukan secara bertahap. Riau telah mendapatkan alokasi 53.600 dosis vaksin PMK untuk tahun ini, dengan pengiriman bertahap. Sekitar 30.000 dosis akan dikirim pada tahap awal, dan 4.600 dosis telah diterima, sementara 13.000 dosis lagi dijadwalkan tiba pada Februari 2025.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian PMK
Selain vaksinasi, Dinas PKH Riau juga melakukan berbagai upaya lain untuk menekan penyebaran PMK. Desinfeksi kandang secara rutin dilakukan, dan pengobatan intensif diberikan kepada ternak yang terjangkit untuk mempercepat pemulihan. Namun, kewaspadaan tetap menjadi hal utama. Peternak diimbau untuk selalu waspada, terutama di musim hujan dan banjir, karena kondisi tersebut dapat mempercepat penyebaran virus.
Ancaman penyakit ternak lainnya juga meningkat akibat cuaca ekstrem. Septicaemia Epizootica (sapi ngorok) dan Jembrana menjadi perhatian serius. "Musim hujan dan banjir dapat mempercepat penyebaran virus. Kami meminta peternak untuk menjaga kebersihan kandang dan segera melaporkan jika ada ternak yang sakit," tegas Faralinda.
Sebaran PMK di Riau
PMK saat ini telah menyebar di 15 desa, 11 kecamatan, dan enam kabupaten di Riau. Indragiri Hulu mencatat jumlah kasus tertinggi dengan 26 kasus, diikuti Indragiri Hilir (18 kasus), Kampar (9 kasus), Bengkalis dan Kuantan Singingi (masing-masing 5 kasus), serta Rokan Hulu (2 kasus). Meskipun Indragiri Hulu memiliki jumlah kasus tertinggi, Kampar memiliki sebaran desa terbanyak yang terjangkit PMK, yaitu di Kemang Indah, Tapung Lestari, Sei Simpang Dua, dan Batu Belah. Di Peranap, Indragiri Hulu, ditemukan 16 kasus dalam satu desa saja, yang menekankan pentingnya vaksinasi dan pencegahan dini.
Harapan ke Depan
Dengan program vaksinasi dan pengobatan yang berkelanjutan, Dinas PKH Riau berharap penyebaran PMK di Riau dapat dikendalikan dan semakin banyak ternak yang sembuh. Keberhasilan penyembuhan 30 sapi menjadi bukti nyata efektifitas upaya yang dilakukan. Namun, kewaspadaan dan kerjasama antara dinas peternakan dan peternak tetap menjadi kunci utama dalam mencegah dan mengendalikan wabah PMK di masa mendatang.