403 Rumah di Lampung Selatan Terendam Banjir Akibat Hujan Deras
Banjir akibat hujan lebat di Lampung Selatan merendam 403 rumah di empat kecamatan, menyebabkan gangguan aktivitas warga, namun tidak ada korban jiwa.

Banjir yang melanda Kabupaten Lampung Selatan telah menyebabkan 403 rumah di empat kecamatan terendam. Bencana alam ini terjadi akibat curah hujan yang sangat tinggi sejak Jumat, 21 Februari 2025, dan mengakibatkan gangguan pada aktivitas masyarakat. Meskipun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, peristiwa ini menyoroti dampak cuaca ekstrem yang melanda wilayah tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Lampung Selatan, Ariswandi, menyatakan bahwa data tersebut diperoleh dari tim yang melakukan pendataan di lapangan. "Berdasarkan laporan dari tim yang melakukan pendataan, kurang lebih ada 403 rumah warga yang terdampak banjir," kata Ariswandi di Kalianda, Minggu (23/2).
Wilayah yang terdampak meliputi Kecamatan Natar, Jati Agung, Tanjung Bintang, dan Katibung. Meskipun banjir menyebabkan gangguan signifikan bagi aktivitas warga, termasuk evakuasi beberapa warga, Ariswandi menegaskan bahwa tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Hanya satu rumah di Katibung yang dilaporkan terseret arus banjir.
Banjir Lampung Selatan: Evakuasi dan Bantuan
BPBD Lampung Selatan langsung merespon kejadian ini dengan menerjunkan personel ke lokasi banjir. Tim menggunakan perahu karet untuk mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman, mencegah potensi jatuhnya korban jiwa. Selain evakuasi, personel BPBD juga membantu warga membersihkan lumpur yang masuk ke rumah-rumah mereka akibat banjir.
"Personel kami terjunkan di lapangan membantu warga terdampak banjir untuk membersihkan lumpur di dalam rumah yang terbawa arus banjir," ucap Ariswandi. Upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat yang terdampak.
Langkah-langkah evakuasi dan pembersihan lumpur yang dilakukan BPBD merupakan bagian penting dari upaya penanggulangan bencana. Kecepatan respon dan tindakan yang tepat dapat meminimalisir dampak negatif banjir terhadap warga.
Status Tanggap Darurat Diperpanjang
Peristiwa banjir ini terjadi di tengah status tanggap darurat bencana yang telah diperpanjang oleh BPBD Lampung Selatan. Keputusan memperpanjang status ini diambil karena meningkatnya potensi bencana alam akibat cuaca ekstrem.
Status tanggap darurat bencana di wilayah tersebut diperpanjang sampai akhir Februari 2025. Keputusan ini didasarkan pada peningkatan frekuensi bencana alam dalam beberapa hari terakhir, termasuk angin puting beliung, banjir bandang, dan pohon tumbang.
Peningkatan status tanggap darurat ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menghadapi potensi bencana alam yang semakin tinggi. Langkah ini diharapkan dapat mempermudah akses bantuan dan mempercepat proses pemulihan bagi masyarakat yang terdampak.
Eskalasi potensi bencana alam yang semakin tinggi akibat cuaca ekstrem menuntut kesiapsiagaan dan koordinasi yang lebih baik dari semua pihak. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari BPBD setempat.
Meskipun tidak ada korban jiwa, banjir di Lampung Selatan ini menjadi pengingat penting akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama di tengah perubahan iklim yang semakin ekstrem. Upaya mitigasi bencana dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana perlu terus ditingkatkan.