900 Warga Binaan Lapas Kerobokan Shalat Idul Fitri, Tekankan Akhlak Mulia
Lebih dari 900 warga binaan Lapas Kerobokan, Bali, melaksanakan shalat Idul Fitri 1444 H, dengan penekanan pada pentingnya akhlak mulia sebagai bagian tak terpisahkan dari ibadah.

Pada Senin, 31 Maret 2024, lebih dari 900 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kerobokan, Kabupaten Badung, Bali, melaksanakan ibadah shalat Idul Fitri 1444 Hijriah. Shalat Id yang khidmat ini dipimpin oleh Khotib dan Imam Shahrullah Hamid, dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Bali, Decky Nurmansyah, Kepala Lapas Kerobokan, Hudi Ismono, serta para pegawai Lapas yang beragama Islam. Kegiatan ini berlangsung di Lapangan tengah Lapas Kerobokan, dimulai dari shalat subuh berjamaah, takbiran, shalat Id, hingga saling bersalaman antar warga binaan dan petugas.
Ibadah Idul Fitri di Lapas Kerobokan tahun ini bukan sekadar seremonial keagamaan. Acara ini menjadi momen penting bagi para warga binaan untuk merenungkan makna Idul Fitri dan komitmen untuk memperbaiki diri. Kehadiran pejabat Ditjenpas juga menunjukkan dukungan pemerintah terhadap pembinaan spiritual warga binaan.
Momentum Idul Fitri di Lapas Kerobokan ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai keagamaan tetap dapat dijaga dan dipraktikkan, bahkan di lingkungan yang terbatas. Hal ini menunjukkan semangat keimanan yang kuat dari para warga binaan dan petugas Lapas.
Akhlak Mulia: Inti Pesan Khutbah Idul Fitri
Dalam khutbahnya, Ustadz Shahrullah Hamid menekankan pentingnya akhlak mulia sebagai bagian integral dari ibadah seorang muslim. Beliau menjelaskan bahwa ibadah tidak hanya terbatas pada shalat, puasa, haji, dan rukun Islam lainnya, tetapi juga meliputi akhlak yang tertanam dalam kehidupan sehari-hari.
Ustadz Shahrullah menjelaskan bahwa akhlak mulia bukan sesuatu yang instan, melainkan hasil dari upaya dan ketekunan sepanjang hidup. Akhlak ini bukan hanya sebatas pikiran, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan nyata, baik kepada orang yang dikenal maupun yang tidak dikenal.
Lebih lanjut, beliau memaparkan tiga fokus utama akhlak mulia: mudah menolong, tidak mengganggu orang lain, dan murah senyum. Pesan ini sangat relevan bagi para warga binaan dalam menjalani kehidupan di dalam Lapas dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat.
Ustadz Shahrullah juga berpesan agar momentum Idul Fitri menjadi pendorong untuk menghadirkan kesejukan bagi sesama, mengalahkan kebencian dan egoisme, serta memaafkan orang yang pernah berbuat zalim. Pesan ini mengandung nilai-nilai luhur yang sangat dibutuhkan dalam membangun relasi yang harmonis.
Dukungan dan Harapan dari Kakanwil Ditjenpas Bali
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Bali, Decky Nurmansyah, menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri kepada para warga binaan dan mengajak mereka untuk bersyukur atas rahmat Allah SWT. Beliau juga menyampaikan permohonan maaf lahir dan batin.
Decky Nurmansyah berharap momentum Idul Fitri dapat mendorong perubahan perilaku positif dan kepatuhan terhadap aturan di Lapas. Beliau menekankan pentingnya pembinaan di Lapas agar warga binaan dapat memperoleh hak-haknya, termasuk remisi.
Kehadiran Kakanwil Ditjenpas Bali pada shalat Idul Fitri di Lapas Kerobokan menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan dukungan spiritual dan pembinaan bagi warga binaan. Hal ini sejalan dengan upaya untuk memperbaiki diri dan kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik.
Semoga momentum Idul Fitri ini membawa berkah dan kebaikan bagi seluruh warga binaan Lapas Kerobokan dan seluruh masyarakat Indonesia. Semoga semangat akhlak mulia terus tertanam dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.