Aceh Diminta Terbitkan Regulasi Perlindungan Telur Penyu
Kelompok Konservasi Penyu Lampuuk mendesak pemerintah Aceh untuk membuat aturan tegas guna melindungi telur penyu dari perburuan dan predator, mengingat pentingnya peran penyu dalam ekosistem laut.
Kelompok Konservasi Penyu Lampuuk di Aceh Besar meminta Pemerintah Aceh untuk segera membuat regulasi perlindungan telur penyu. Permintaan ini muncul karena masih maraknya perburuan telur penyu dan ancaman predator alami terhadap satwa dilindungi ini. Ancaman terhadap populasi penyu ini perlu ditangani secara serius.
Menurut Koordinator Kelompok Konservasi Penyu Lampuuk, Ikhsan Jamaluddin, kekurangan regulasi yang tegas menyebabkan perburuan telur penyu masih terjadi. "Hingga kini, belum ada regulasi yang tegas untuk menghentikan perburuan telur penyu. Kami sering menemukan telur-telur yang diambil oleh masyarakat atau dimangsa predator seperti biawak," ungkap Ikhsan.
Dalam tiga bulan terakhir, kelompok konservasi tersebut menemukan delapan sarang penyu jenis lekang dan belimbing. Sayangnya, 12 sarang lainnya gagal diselamatkan karena perburuan dan gangguan predator. Kondisi ini menunjukkan urgensi perlindungan telur penyu melalui regulasi yang kuat.
Ikhsan menekankan pentingnya regulasi khusus untuk menjamin kelangsungan hidup penyu di pesisir Laut Lampuuk dan Aceh secara umum. Hal ini didasarkan pada peran penting penyu dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. "Penyu ini berperan dalam mengendalikan populasi ubur-ubur dan membersihkan karang yang menjadi tempat tinggal berbagai jenis ikan. Itu juga akan sangat bermanfaat untuk manusia yang tinggal di bumi," jelasnya.
Sebagai bentuk aksi nyata, kelompok konservasi tersebut baru saja melepaskan 75 tukik jenis lekang ke laut. Tukik-tukik ini ditetaskan dan dikarantina selama empat hari setelah proses penetasan selama kurang lebih 50 hari. Telur-telur penyu tersebut ditemukan melalui patroli rutin di garis pantai Lampuuk.
Menariknya, terdapat perubahan positif dalam upaya pelestarian penyu ini. Beberapa pemburu telur penyu telah menunjukkan kesadaran dan menyerahkan temuan mereka kepada kelompok konservasi. Bahkan, beberapa di antaranya bergabung menjadi bagian dari tim konservasi. Hal ini menunjukan potensi keberhasilan kampanye konservasi dengan pendekatan edukasi dan partisipasi aktif masyarakat.
Ikhsan menambahkan, "Kami juga mengundang mereka pada hari pelepasan tukik agar ikut merasa bangga atas kontribusinya dan melihat pentingnya pelestarian penyu. Perlahan-lahan pola pikir mereka berubah dan mau bergabung ke konservasi." Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam upaya pelestarian penyu.
Kesimpulannya, Pemerintah Aceh perlu segera menerbitkan regulasi untuk melindungi telur penyu. Regulasi tersebut diharapkan dapat menghentikan perburuan dan melindungi penyu dari ancaman predator. Upaya kolaborasi antara pemerintah dan kelompok konservasi, termasuk melibatkan masyarakat, menjadi kunci keberhasilan pelestarian penyu di Aceh.