Pelni Lepas 100 Tukik di Aceh, Dorong Konservasi Penyu dan Ekonomi Lokal
PT Pelni melepaskan 100 tukik di Pulo Aceh, Aceh Besar sebagai bagian dari program TJSL untuk mendukung konservasi penyu dan memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar melalui ekowisata.
![Pelni Lepas 100 Tukik di Aceh, Dorong Konservasi Penyu dan Ekonomi Lokal](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/07/220143.680-pelni-lepas-100-tukik-di-aceh-dorong-konservasi-penyu-dan-ekonomi-lokal-1.jpg)
Banda Aceh, 7 Februari 2024 - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) menunjukkan komitmennya terhadap konservasi lingkungan dengan melepaskan 100 tukik ke alam liar di Pantai Lambaro, Pulo Aceh, Aceh Besar. Langkah ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan, yang bertujuan untuk meningkatkan populasi penyu yang terancam punah.
Upaya Pelni Lestarikan Penyu di Aceh
Pelepasan tukik yang dilakukan Jumat lalu melibatkan masyarakat setempat, menunjukkan sinergi Pelni dengan komunitas lokal dalam upaya konservasi. Kepala Cabang Pelni Medan, Romadhoni, menjelaskan bahwa pemilihan lokasi di Pantai Lambaro didasarkan pada pertimbangan strategis untuk keberhasilan program. Kawasan tersebut dinilai memiliki potensi tinggi untuk mendukung pertumbuhan populasi penyu.
"Sebanyak 100 tukik dilepas di area pesisir strategis. Kegiatan ini juga melibatkan masyarakat sekitar," kata Romadhoni.
Lebih lanjut, Romadhoni menekankan bahwa Pelni tidak hanya berfokus pada bisnis transportasi, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan. Program pelepasan tukik ini merupakan wujud nyata komitmen tersebut. Perusahaan berharap dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan pesisir dan populasi penyu yang terus menurun akibat perburuan dan kerusakan habitat.
Mendukung Masyarakat Lokal Melalui Konservasi
Selain pelepasan tukik, Pelni juga memberikan bantuan berupa perlengkapan patroli kepada komunitas lokal yang aktif menjaga habitat penyu. Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengawasan dan perlindungan penyu dari ancaman perburuan dan kerusakan lingkungan. Pelni menyadari pentingnya peran masyarakat dalam keberhasilan program konservasi ini.
Tidak hanya itu, Pelni juga memberikan edukasi konservasi lingkungan kepada masyarakat dan pelajar di Pulo Aceh. Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem laut dan peran penyu di dalamnya. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan masyarakat dapat berperan aktif dalam melindungi habitat penyu.
Ekowisata: Potensi Ekonomi Berkelanjutan
Romadhoni menambahkan bahwa program konservasi ini dirancang tidak hanya untuk pelestarian lingkungan, tetapi juga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Kawasan konservasi yang terjaga dengan baik berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi ekowisata. Hal ini dapat menciptakan lapangan kerja dan sumber pendapatan baru bagi masyarakat setempat, mendorong ekonomi berkelanjutan.
"Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar melalui ekowisata berbasis konservasi. Kami berharap masyarakat dapat ikut serta dalam menjaga dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan," ujar Romadhoni.
Inisiatif Pelni ini patut diapresiasi sebagai contoh nyata bagaimana perusahaan dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan menggabungkan upaya konservasi dengan pengembangan ekowisata, Pelni menciptakan model pembangunan yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat Aceh.