Adaptasi Perubahan Iklim: Rencana Nasional Harus Menjangkau Tingkat Desa
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menekankan pentingnya implementasi Rencana Adaptasi Nasional (RAN) perubahan iklim hingga tingkat akar rumput untuk menghadapi dampak yang beragam di berbagai wilayah Indonesia.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menegaskan bahwa langkah-langkah adaptasi perubahan iklim yang akan diuraikan dalam Rencana Adaptasi Nasional (RAN) harus diimplementasikan hingga tingkat akar rumput. Hal ini disampaikan Direktur Adaptasi Perubahan Iklim KLHK, Yulia Suryanti, pada peluncuran penyusunan RAN di Jakarta, Jumat (2/5).
Yulia Suryanti menekankan pentingnya RAN sebagai dokumen penting dalam menghadapi perubahan iklim. "Rencana adaptasi harus menjangkau tingkat kabupaten dan kota," ujarnya. Indonesia, sebagai negara yang meratifikasi Perjanjian Paris, diwajibkan untuk menyerahkan RAN kepada Sekretariat UNFCCC, yang ditargetkan rampung tahun ini.
Lebih lanjut, Suryanti menjelaskan bahwa perencanaan adaptasi tidak boleh berhenti di tingkat kabupaten dan kota, tetapi harus disesuaikan dengan kondisi spesifik daerah. Dampak perubahan iklim, seperti yang kita ketahui, bervariasi di berbagai wilayah Indonesia. Penyusunan RAN sendiri dimulai bulan ini dengan serangkaian diskusi antar kementerian dan lembaga, yang kemudian akan dilanjutkan dengan konsultasi publik.
Implementasi RAN hingga Tingkat Desa
KLHK berencana untuk menyerahkan dokumen RAN kepada Sekretariat UNFCCC pada November 2025, atau sebelum COP30 di Brasil. Proses penyusunan RAN dimulai dengan mengidentifikasi dampak perubahan iklim dan pilihan yang tersedia berdasarkan kapasitas Indonesia. Dokumen RAN yang sedang disusun akan menguraikan strategi implementasi lintas sektor hingga ke tingkat akar rumput.
RAN akan mencakup elemen pemantauan, pelaporan, dan peninjauan untuk memastikan strategi adaptasi sesuai dengan kondisi teritorial masing-masing sektor dan wilayah. Hal ini penting untuk memastikan efektivitas program adaptasi di berbagai daerah dengan karakteristik yang berbeda.
Deputy Menteri KLHK bidang Pengurangan Perubahan Iklim, Ary Sudijanto, menambahkan bahwa RAN harus mencakup inventarisasi dampak, proyeksi perubahan iklim, penyiapan langkah-langkah adaptasi berdasarkan dampak, strategi implementasi, dan sistem pemantauan dan evaluasi. Dengan demikian, rencana ini akan menjadi panduan komprehensif dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Tantangan dan Solusi Adaptasi Perubahan Iklim di Indonesia
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Dari kenaikan permukaan air laut hingga peningkatan frekuensi bencana alam, tantangannya kompleks dan memerlukan solusi yang terintegrasi. RAN diharapkan dapat memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengatasi tantangan tersebut.
Salah satu kunci keberhasilan RAN adalah partisipasi aktif dari masyarakat di tingkat akar rumput. Melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan implementasi akan memastikan bahwa strategi adaptasi relevan dan efektif dalam konteks lokal. Selain itu, kolaborasi antar kementerian dan lembaga sangat penting untuk memastikan koordinasi dan sinergi dalam implementasi program.
Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah pusat hingga masyarakat desa, diharapkan RAN dapat menjadi instrumen yang efektif dalam melindungi Indonesia dari dampak perubahan iklim. Implementasi yang berhasil akan berdampak positif pada kehidupan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Proses pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan juga sangat penting untuk memastikan efektivitas RAN. Dengan melakukan evaluasi secara berkala, pemerintah dapat melakukan penyesuaian dan perbaikan agar strategi adaptasi tetap relevan dan efektif dalam menghadapi perubahan iklim yang dinamis.
Kesimpulan
Penyusunan Rencana Adaptasi Nasional (RAN) merupakan langkah penting bagi Indonesia dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Implementasi RAN hingga tingkat akar rumput menjadi kunci keberhasilan dalam mengurangi kerentanan dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Kolaborasi dan partisipasi aktif dari semua pihak sangat krusial untuk memastikan rencana ini berjalan efektif dan berkelanjutan.