Adhi Karya Mohon Dukungan DPR untuk PMN Tol Jogja-Solo dan Proyek Strategis Lainnya
PT Adhi Karya meminta dukungan DPR untuk mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) guna melanjutkan pembangunan Tol Jogja-Solo, Tol Jogja-Bawen, dan menyelesaikan tagihan proyek LRT Jabodebek.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk. tengah berupaya mendapatkan dukungan penuh dari Komisi VI DPR RI. Perusahaan konstruksi pelat merah ini membutuhkan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk menyelesaikan beberapa proyek strategis nasional, termasuk pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo dan Tol Jogja-Bawen. Permohonan ini diajukan menyusul adanya perubahan kepemilikan saham pada proyek tersebut, yang membutuhkan suntikan dana segar untuk kelanjutan pembangunan.
Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi Mukhson, menyampaikan permohonan tersebut secara langsung dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu lalu. Beliau menjelaskan bahwa PMN sangat krusial untuk meningkatkan kapasitas ekuitas perusahaan dalam memenuhi kewajiban setoran modal pada badan usaha jalan tol (BUJT) untuk kedua proyek tol tersebut. Langkah ini juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan berulang (recurring income) dan mengurangi ketergantungan pada kontrak pemerintah.
Selain permohonan PMN, Adhi Karya juga meminta dukungan DPR terkait percepatan pencairan pembayaran proyek LRT Jabodebek. Saat ini, Adhi Karya masih memiliki tagihan yang belum terselesaikan sebesar Rp2,1 triliun dari Kementerian Perhubungan. Pembayaran tagihan ini dinilai sangat penting untuk menjaga stabilitas keuangan dan optimalisasi modal kerja perusahaan di masa mendatang. "Kami masih punya tagihan kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan untuk penyelesaian pembayaran pekerjaan LRT Jabodebek yang sudah beroperasi. Kami sudah bertemu juga dengan Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Keuangan sedang mencarikan polanya untuk ini," jelas Entus.
Dukungan DPR untuk Keberlangsungan Proyek Strategis Nasional
Permohonan dukungan dari DPR RI kepada Adhi Karya tidak hanya terbatas pada PMN dan pencairan tagihan proyek LRT Jabodebek. Adhi Karya juga membutuhkan dukungan pemerintah dalam bentuk penjaminan atas obligasi yang akan diterbitkan perusahaan. Hal ini dinilai penting untuk mempermudah proses refinancing atau reprofiling utang yang jatuh tempo. Dengan adanya penjaminan pemerintah, diharapkan kepercayaan investor terhadap instrumen utang Adhi Karya akan meningkat.
Penjaminan pemerintah ini akan memberikan dampak positif bagi upaya Adhi Karya dalam mengelola keuangan perusahaan. Dengan dukungan tersebut, Adhi Karya dapat lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek-proyek strategis nasional yang tengah dikerjakan. Ini juga akan membantu perusahaan dalam menjaga stabilitas keuangan dan memastikan kelancaran operasional.
Adhi Karya berharap dukungan penuh dari DPR RI akan memberikan solusi atas tantangan keuangan yang dihadapi perusahaan. Dukungan ini akan sangat menentukan keberhasilan penyelesaian proyek-proyek infrastruktur vital bagi perekonomian Indonesia, termasuk pembangunan Tol Jogja-Solo dan Tol Jogja-Bawen, serta memastikan kelancaran operasional LRT Jabodebek.
Tantangan Adhi Karya dan Harapan Terhadap Dukungan Pemerintah
Adhi Karya menghadapi tantangan dalam memenuhi kewajiban ekuitas pada proyek Tol Jogja-Solo dan Jogja-Bawen serta menyelesaikan tagihan proyek LRT Jabodebek. Perubahan kepemilikan saham pada proyek tol tersebut membutuhkan tambahan modal yang signifikan. Sementara itu, tagihan proyek LRT Jabodebek yang mencapai Rp2,1 triliun berdampak besar pada likuiditas perusahaan.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Adhi Karya membutuhkan dukungan pemerintah melalui PMN, percepatan pencairan tagihan proyek LRT Jabodebek, dan penjaminan atas obligasi yang akan diterbitkan. Ketiga bentuk dukungan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor dan mempermudah akses pembiayaan bagi perusahaan.
Dengan dukungan yang optimal dari pemerintah dan DPR RI, Adhi Karya optimis dapat menyelesaikan proyek-proyek strategis nasional tersebut dengan lancar dan tepat waktu. Hal ini akan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan infrastruktur dan perekonomian Indonesia.
Adhi Karya berharap agar Komisi VI DPR RI dapat segera memproses permohonan PMN dan memberikan dukungan penuh terhadap upaya perusahaan dalam menyelesaikan proyek-proyek strategis nasional. Kerja sama yang baik antara pemerintah dan perusahaan BUMN sangat penting untuk keberhasilan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Secara keseluruhan, dukungan DPR sangat dibutuhkan Adhi Karya untuk memastikan kelancaran proyek-proyek strategis nasional yang sedang dikerjakan. Hal ini akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia dan kesejahteraan masyarakat.