Angka Kematian Haji Turun Drastis: Layanan Kesehatan Jamaah Indonesia Diperbaiki
Penurunan angka kematian jamaah haji Indonesia dari 773 pada 2023 menjadi 461 pada 2024 menandai keberhasilan perbaikan layanan kesehatan oleh Kemenkes dan Kemenag.

Jakarta, 2 Mei 2024 - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan kabar baik terkait penurunan angka kematian jamaah haji Indonesia. Angka kematian yang mencapai 773 jiwa pada tahun 2023 berhasil ditekan menjadi 461 jiwa pada tahun 2024. Penurunan signifikan ini merupakan hasil dari berbagai upaya perbaikan layanan kesehatan yang dilakukan bersama Kementerian Agama. Perbaikan meliputi proses pemeriksaan kesehatan yang lebih awal dan pendampingan yang lebih menyeluruh bagi para jamaah.
Salah satu faktor utama penyebab kematian jamaah haji sebelumnya adalah pneumonia dan serangan jantung yang terlambat ditangani. Pemerintah merespon hal ini dengan mengalokasikan fasilitas khusus di Masjidil Haram, yang kini dilengkapi dengan alat-alat modern dan petugas medis yang dapat berbahasa Indonesia. Hal ini memastikan penanganan medis yang lebih cepat dan tepat bagi jamaah yang membutuhkan pertolongan.
Menteri Kesehatan juga menjelaskan bahwa tahun 2023 mencatatkan angka kematian haji Indonesia tertinggi. "'Saat itu saya sempat diajak bicara oleh Menteri Haji Arab Saudi, yang juga mantan Menteri Kesehatan Arab Saudi, beliau mengimbau agar kesehatan jamaah Indonesia ditingkatkan karena tingginya angka kematian bisa berdampak negatif pada penetapan syarat haji dan premi asuransi pada tahun berikutnya,'" ungkap Budi Gunadi Sadikin.
Perbaikan Layanan Kesehatan Haji Indonesia
Untuk tahun 2025, pemerintah berencana memperkuat sistem layanan kesehatan haji dengan mengoptimalkan peran rumah sakit di Arab Saudi. Kemudahan akses ke rumah sakit ini diharapkan dapat mempercepat penanganan medis bagi jamaah yang sakit. "Pemerintah Arab Saudi sekarang sudah sadar bahwa banyak yang wafat karena proses rujukannya lama. Dengan sistem optimalisasi peran rumah sakit di Arab Saudi, kita harapkan pelayanan semakin cepat dan kematian jamaah bisa ditekan,” kata Menkes Budi.
Pemerintah Arab Saudi telah menyediakan daftar organisasi dan perusahaan layanan kesehatan yang melayani jamaah haji dari berbagai negara. Kemenkes RI telah memilih mitra layanan kesehatan untuk penanganan darurat guna memastikan respon yang cepat dan efektif.
Langkah-langkah lain yang dilakukan Kemenkes RI meliputi penyiapan 1.766 tenaga kesehatan, penyusunan panduan klinis untuk kondisi gawat darurat, dan penyediaan fasilitas seperti Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), pos kesehatan di bandara, sektor kesehatan di Makkah dan Madinah, serta armada ambulans.
Distribusi vaksin meningitis dan polio, serta paket obat-obatan dan perbekalan kesehatan juga telah dilakukan secara menyeluruh. Pemeriksaan kesehatan jamaah diperketat, termasuk aspek kognitif, kesehatan mental, dan kemampuan aktivitas harian, terutama bagi jamaah lanjut usia dengan penyakit penyerta.
Kesiapan Fasilitas di Madinah
Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar memastikan kesiapan seluruh fasilitas dan layanan di Madinah untuk menyambut kedatangan kloter pertama jamaah haji gelombang pertama. Hal ini menunjukkan sinergi antara Kemenkes dan Kemenag dalam memastikan keselamatan dan kenyamanan jamaah haji Indonesia.
Semua upaya ini merupakan bagian dari strategi menyeluruh pemerintah untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan jamaah haji Indonesia. Dengan berbagai perbaikan yang dilakukan, diharapkan angka kematian jamaah haji dapat terus ditekan di tahun-tahun mendatang.