ANTARA Latih Siswa Menulis Kreatif, Bentengi Literasi Digital dari Hoaks
Lembaga Pendidikan ANTARA mengadakan pelatihan menulis kreatif untuk meningkatkan literasi digital siswa dan mencegah penyebaran hoaks di media sosial.

Lembaga Kantor Berita Nasional Antara (LKBN Antara) menggelar pelatihan menulis kreatif bagi siswa SMA di Jakarta Pusat. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi digital siswa dan melindungi mereka dari bahaya hoaks yang marak di media sosial. Acara yang berlangsung di Antara Heritage Center tersebut menghadirkan puluhan siswa dan narasumber penting dari LKBN Antara dan Kementerian Pendidikan.
Direktur Pemberitaan LKBN Antara, Irfan Junaidi, mengawali acara dengan pertanyaan menarik kepada para siswa: "Kapan terakhir kali kalian membaca buku sampai tuntas?" Jawaban siswa yang lebih sering mengakses media sosial daripada membaca buku atau berita menjadi sorotan utama. Irfan menekankan pentingnya literasi digital agar siswa mampu menyaring informasi yang beredar di dunia maya.
Kecemasan Irfan terhadap generasi muda yang mudah terpapar informasi digital yang tidak terverifikasi menjadi fokus utama pelatihan ini. Ia menekankan peran media massa sebagai sumber informasi yang telah melalui proses kurasi dan verifikasi yang ketat, berbeda dengan informasi yang beredar di media sosial yang seringkali tidak akurat dan menyesatkan.
Literasi Digital: Benteng Terakhir Melawan Hoaks
Irfan Junaidi menjelaskan pentingnya literasi digital dalam menyaring informasi. Ia menekankan bahwa media massa memiliki proses kurasi yang ketat untuk memastikan akurasi dan keseimbangan berita. "Bagaimana informasi itu sebelum disiarkan mesti harus dicek dan dipastikan kebenarannya, harus berimbang, tidak boleh memfitnah, tidak boleh pornografi, tidak boleh menghasut," paparnya menjelaskan proses penyaringan berita di media massa.
Proses kurasi yang ketat ini bertujuan untuk memastikan informasi yang disampaikan akurat dan bertanggung jawab. Hal ini berbeda dengan media sosial yang seringkali menjadi tempat penyebaran informasi yang tidak terverifikasi dan bahkan menyesatkan.
Pelatihan ini diharapkan dapat membekali siswa dengan kemampuan kritis dalam menyaring informasi dan membedakan antara fakta dan hoaks.
Peran Media Massa di Era Digital
Staf Khusus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendiksasmen), Ma'ruf El Rumi, turut memberikan pandangannya tentang pentingnya literasi digital di era media sosial. Ia menambahkan bahwa pendidikan literasi digital harus melibatkan empat pilar utama: sekolah, guru, masyarakat, dan media. Menurutnya, media massa berperan penting sebagai penyeimbang informasi di tengah maraknya disinformasi di media sosial.
Ma'ruf El Rumi menyoroti kecenderungan masyarakat yang lebih mengandalkan media sosial sebagai sumber informasi utama. Hal ini, menurutnya, sangat mengkhawatirkan karena media sosial rentan terhadap penyebaran disinformasi. "Ribuan disinformasi tersebar di berbagai medsos, tidak ada keseimbangan untuk memetakan mana informasi yang salah atau benar," ujarnya.
Ia berharap media massa dapat menjadi sumber informasi yang terpercaya dan dapat diandalkan oleh masyarakat, khususnya generasi muda.
Pelatihan menulis kreatif yang diselenggarakan oleh ANTARA ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi dan menjadi warga digital yang cerdas dan bertanggung jawab.
Kesimpulan
Pelatihan menulis kreatif yang diselenggarakan oleh ANTARA ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan literasi digital siswa. Dengan kemampuan menulis dan literasi digital yang baik, diharapkan siswa dapat lebih kritis dalam menyaring informasi dan terhindar dari bahaya hoaks di media sosial. Peran media massa sebagai sumber informasi yang terpercaya juga semakin penting dalam menghadapi tantangan disinformasi di era digital.