Apindo Optimistis: Mundurnya LG Tak Ganggu Proyek Baterai EV Indonesia
Meskipun LG Energy Solution mundur dari proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia, Apindo optimistis investor lain siap menggantikannya dan proyek tetap berjalan.

Jakarta, 28 April 2024 - Mundurnya LG Energy Solution dari konsorsium proyek baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia tak membuat Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) khawatir. Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani, menyatakan bahwa investor lain telah siap menggantikan posisi LG. Keputusan ini diambil setelah negosiasi yang berlangsung selama lima tahun dianggap terlalu lama oleh pemerintah Indonesia.
Shinta menekankan pentingnya melihat situasi ini secara komprehensif. Ia menjelaskan bahwa mundurnya LG bukan berarti ekosistem industri baterai EV di Indonesia terganggu. Justru, menurutnya, banyak investor lain, termasuk dari Korea Selatan, yang tertarik untuk berinvestasi di sektor ini. "Jadi, banyak walaupun LG punya planning lain, tapi banyak juga yang sudah siap daripada investor lain yang mau masuk, termasuk juga Korea melihat dari banyak sektor," ujar Shinta di Jakarta.
Keputusan pemerintah Indonesia untuk meminta LG mundur juga didorong oleh beberapa faktor, termasuk tarif resiprokal yang diterapkan oleh Amerika Serikat dan Inflation Reduction Act (IRA) yang mempengaruhi rencana investasi LG di Amerika Serikat. Hal ini membuat LG memiliki prioritas investasi yang berbeda.
Investor Lain Siap Menggantikan LG
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani, memberikan klarifikasi bahwa pemerintah Indonesia yang meminta LG mundur, bukan LG yang mengundurkan diri. Hal ini dikarenakan negosiasi yang telah berlangsung sejak tahun 2020 dinilai terlalu lama. "Tadi dikatakan bahwa dari sana (LG) memutus, sebetulnya lebih tepatnya dari kami yang memutus. Itu berdasarkan surat tanggal 31 Januari 2025 yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Kenapa dikeluarkan surat itu? Karena, memang negosiasi ini sudah terlalu lama, sedangkan kami ingin semua ini berjalan dengan baik, dengan cepat karena negosiasinya sudah berlangsung lima tahun," jelas Rosan.
Rosan menambahkan bahwa keputusan ini juga didasari oleh minat investor lain, yaitu Huayou dari China, yang telah menyatakan keinginan untuk berinvestasi di proyek ekosistem baterai Indonesia sejak tahun 2024. Kehadiran Huayou sebagai calon investor baru memberikan optimisme tersendiri bagi pemerintah Indonesia.
Pemerintah Indonesia tampaknya lebih memprioritaskan percepatan proyek baterai EV. Dengan mundurnya LG, pemerintah berharap proses investasi dapat berjalan lebih efisien dan cepat dengan investor baru yang lebih responsif.
Dampak Mundurnya LG Terhadap Ekosistem Baterai EV
Meskipun LG mundur, Apindo meyakini hal ini tidak akan berdampak negatif signifikan terhadap ekosistem industri baterai EV di Indonesia. Banyak investor lain yang tertarik dan siap untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan LG. Apindo optimistis bahwa proyek baterai EV di Indonesia tetap akan berjalan sesuai rencana, bahkan mungkin dengan kemajuan yang lebih cepat.
Pemerintah Indonesia juga telah menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung pengembangan industri baterai EV. Dengan adanya investor baru seperti Huayou, diharapkan kolaborasi yang lebih efektif dapat tercipta untuk mempercepat pembangunan ekosistem baterai EV yang berkelanjutan di Indonesia.
Kehadiran investor baru juga berpotensi membawa teknologi dan inovasi baru ke dalam proyek ini, sehingga dapat meningkatkan daya saing industri baterai EV Indonesia di pasar global.
Kesimpulan
Mundurnya LG dari proyek baterai EV di Indonesia bukan merupakan hambatan, melainkan peluang bagi investor lain untuk berkontribusi dalam pengembangan industri ini. Apindo dan pemerintah Indonesia optimistis bahwa proyek akan tetap berjalan lancar dan bahkan lebih cepat dengan hadirnya investor baru, serta komitmen pemerintah dalam mendukung pengembangan ekosistem baterai EV di Indonesia.