Apresiasi Pengusaha Batam: Pemerintah Jaga Iklim Investasi yang Baik
Mook Sooi Wah, General Manager Batamindo Investment Cakrawala, mengapresiasi upaya pemerintah Batam dalam menjaga stabilitas dan pengelolaan lingkungan investasi, termasuk pembangunan infrastruktur dan rencana digitalisasi perizinan.
Pengusaha di Batam memberikan apresiasi positif terhadap kinerja pemerintah kota dalam menjaga iklim investasi yang kondusif. Mook Sooi Wah, General Manager Batamindo Investment Cakrawala, menyoroti keberhasilan pemerintah dalam menjaga stabilitas, bahkan di tengah pandemi COVID-19. Produksi di Batamindo tetap berjalan berkat dukungan pemerintah, menunjukkan komitmen dalam menjaga iklim usaha yang stabil.
Infrastruktur Pendukung Bisnis
Menurut Mook, infrastruktur seperti flyover dan transportasi publik sangat penting untuk menunjang kelancaran bisnis di Batam. Ia menekankan perlunya pembangunan flyover yang menghubungkan Muka Kuning dan Kabil ke Batu Ampar, serta sistem transportasi massal seperti LRT. Hal ini dinilai krusial untuk mengatasi kemacetan dan meningkatkan efisiensi logistik, sehingga menarik minat investor.
Rempang Eco-City dan Kepercayaan Investor
Terkait proyek Rempang Eco-City, Mook melihatnya tidak berdampak negatif signifikan terhadap kepercayaan investor. Ia berpendapat bahwa setiap pengembangan pasti memiliki prioritas, dan kunci utamanya adalah kolaborasi pemerintah dan investor untuk mencari solusi terbaik bagi semua pihak. Prioritas utama tetap menjaga iklim investasi yang positif.
Kompetisi Investasi Regional
Batam, meskipun bersaing dengan negara-negara seperti Vietnam, Filipina, Thailand, dan Malaysia, tetap menjadi destinasi investasi utama. Untuk mempertahankan daya tariknya, pemerintah dan pelaku usaha harus terus menciptakan lingkungan yang menarik bagi investor. Mook menegaskan pentingnya daya saing Batam agar tetap menjadi tujuan investasi yang kompetitif.
Digitalisasi Perizinan
Mook juga mengapresiasi peningkatan kemudahan perizinan di Batam, namun berharap proses perizinan dapat lebih terdigitalisasi. Ia menyarankan agar seluruh proses perizinan dilakukan secara daring untuk efisiensi waktu dan sumber daya, sehingga mengurangi birokrasi dan meningkatkan kepuasan investor.
Kesimpulan
Dengan stabilitas politik, infrastruktur yang memadai, dan peningkatan kemudahan perizinan—khususnya melalui digitalisasi—Batam diyakini akan tetap menjadi pusat investasi yang menarik dan kompetitif di Indonesia. Apresiasi dari para pengusaha ini menunjukkan kepercayaan mereka terhadap komitmen pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan berkelanjutan.