Relaksasi BPHTB di Batam Dongkrak Minat Beli Properti
Kebijakan relaksasi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) di Batam mendorong peningkatan minat masyarakat untuk membeli properti, meskipun permintaan dari warga negara asing masih stabil.

REI Batam optimistis pasar properti tetap stabil hingga 2025. Kebijakan relaksasi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) oleh pemerintah daerah Batam berdampak positif pada minat masyarakat untuk membeli properti. Hal ini disampaikan oleh Ketua DPD REI Khusus Batam, Robinson Tan, pada Sabtu, 1 Januari 2024.
Menurut Robinson, REI Batam memproyeksikan pasar properti di Batam akan tetap stabil hingga tahun 2025. Para pengembang properti juga diprediksi akan menerapkan berbagai strategi dan penawaran menarik untuk merangsang penjualan dan meningkatkan transaksi properti. Kondisi pasar yang positif ini tentu sangat menguntungkan bagi pelaku bisnis di sektor properti.
Meskipun demikian, REI Batam masih berharap adanya kebijakan relaksasi BPHTB lebih lanjut dari pemerintah Kota Batam yang baru dilantik. Relaksasi BPHTB yang lebih besar dinilai dapat semakin mendorong minat beli masyarakat dan meningkatkan penjualan properti di Batam. Hal ini menjadi fokus utama REI Batam dalam mendorong pertumbuhan sektor properti.
Sementara itu, permintaan properti dari Warga Negara Asing (WNA) di Batam terpantau stabil. Belum ada faktor baru yang signifikan yang mampu mendongkrak minat WNA untuk menjadikan Batam sebagai tempat tinggal kedua. Meskipun demikian, para pengembang tetap melakukan berbagai promosi untuk menarik minat WNA, tetapi belum terlihat peningkatan permintaan yang signifikan hingga saat ini.
Terkait dengan pengaruh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terhadap pasar properti Batam, Robinson menjelaskan bahwa dampaknya lebih terasa pada sektor industri, bukan secara langsung pada sektor properti. Akan tetapi, pertumbuhan industri di KEK tetap menjadi faktor penting dalam menopang pasar perumahan, khususnya bagi para pekerja yang membutuhkan tempat tinggal.
Secara keseluruhan, relaksasi BPHTB memberikan dampak positif pada pasar properti Batam. Namun, perlu strategi lebih lanjut untuk menarik minat pembeli, termasuk WNA, agar pasar properti Batam tetap tumbuh positif di masa mendatang. Peran pemerintah daerah dalam memberikan dukungan kebijakan yang tepat sangat penting dalam hal ini.
Ke depannya, REI Batam akan terus memantau perkembangan pasar dan berkolaborasi dengan pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif di sektor properti. Dengan strategi yang tepat dan dukungan pemerintah, diharapkan pasar properti Batam akan semakin berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah.