Pertumbuhan Ekonomi Kepri Stabil, Diprediksi Meningkat hingga 5,6 Persen di 2025
Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau (Kepri) yang stabil dan positif diprediksi meningkat hingga kisaran 4,8-5,6 persen pada tahun 2025, didorong oleh berbagai faktor positif, termasuk kebijakan moneter dan investasi KEK.

Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau (Kepri) menunjukkan kinerja positif dan stabil dalam dua tahun terakhir. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kepri memprediksi peningkatan pertumbuhan ekonomi hingga kisaran 4,8-5,6 persen pada tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada berbagai faktor pendorong, termasuk kebijakan moneter yang akomodatif dan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Kepala KPw BI Kepri, Rony Widijarto P, menyatakan bahwa Kepri mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sumatera selama 2023 dan 2024. Hal ini menunjukkan pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID-19 berjalan dengan baik. "Artinya, masa pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19 berjalan sangat baik, dan ini patut disyukuri. Tidak banyak daerah di Sumatera yang mampu tumbuh di atas 5 persen secara konsisten selama dua tahun terakhir," ujarnya dalam keterangan pers di Batam, Kamis (20/2).
Pada triwulan IV 2024, pertumbuhan ekonomi Kepri mencapai 5,02 persen, sedikit di bawah rata-rata nasional yang mencapai 5,14 persen. Namun, secara year-on-year (YoY), pertumbuhan ekonomi Kepri mencapai 5,02 persen, hampir setara dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,03 persen.
Faktor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Kepri
Beberapa faktor berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kepri yang positif. Kebijakan moneter yang akomodatif dan sejalan dengan tren inflasi menjadi salah satu faktor kunci. Implementasi kebijakan visa jangka pendek juga berhasil mendorong sektor pariwisata. Investasi yang berkelanjutan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) turut memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Stabilitas inflasi di Kepri juga terjaga dengan baik, meskipun pertumbuhan ekonomi tinggi. Hal ini menunjukkan kemampuan Kepri dalam menjaga stabilitas harga pangan dan barang, sehingga inflasi tetap rendah dan stabil. "Biasanya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi bisa berdampak pada peningkatan inflasi, tapi Kepri mampu menjaga stabilitas harga pangan dan barang dengan tingkat inflasi rendah dan stabil," tambah Rony.
BI Kepri juga mengakui adanya tantangan dalam menjaga daya saing Kepri, terutama dengan kawasan tetangga seperti Singapura dan Johor yang menawarkan insentif fiskal lebih menarik bagi investor. Fluktuasi harga energi juga menjadi perhatian, mengingat kebutuhan energi yang tinggi untuk sektor industri di Kepri.
Tantangan dan Proyeksi ke Depan
Meskipun menghadapi tantangan, BI Kepri tetap optimis terhadap potensi pertumbuhan ekonomi Kepri. Untuk tahun 2025, BI Kepri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Kepri berada di kisaran 4,8 – 5,6 persen, sejalan dengan proyeksi nasional yang berada di angka 4,7 – 5,5 persen.
BI Kepri terus berupaya untuk mengoptimalkan berbagai potensi dan mengatasi tantangan yang ada. "Kami terus mengkaji berbagai faktor untuk melihat apakah Kepri bisa mencapai angka 8 persen, sesuai dengan target pertumbuhan ekonomi nasional," tutup Rony.
BI Kepri berkomitmen untuk terus memantau perkembangan ekonomi Kepri dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Strategi yang Diterapkan:
- Kebijakan moneter yang akomodatif.
- Implementasi kebijakan visa jangka pendek untuk sektor pariwisata.
- Investasi berkelanjutan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).