Energi Terbarukan: Penopang Baru Ekonomi Kepulauan Riau?
Bank Indonesia Kepri memprediksi energi terbarukan akan menjadi sektor ekonomi baru di Kepri, selain sektor industri pengolahan dan perdagangan, ditunjang pertumbuhan ekonomi 5,16 persen di triwulan I 2025.

Pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Riau (Kepri) yang mencapai 5,16 persen (year-on-year) pada triwulan I 2025, menempatkannya sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ketiga di Sumatera. Hal ini didorong oleh sektor industri pengolahan dan perdagangan. Namun, Bank Indonesia (BI) Kepri melihat potensi besar sektor lain yang dapat menjadi penopang ekonomi di masa depan: energi terbarukan.
Kepala KPw BI Kepri, Rony Widijarto P., mengungkapkan bahwa pengembangan energi hijau di Kepri memiliki potensi yang signifikan. Ia mencontohkan produksi panel surya sebagai salah satu produk energi terbarukan yang telah ada. "Pembangunan kawasan industri hijau dan transisi energi akan membuka peluang peningkatan permintaan pada panel surya," ujarnya dalam keterangan resmi.
Pertumbuhan ekonomi Kepri yang positif ini juga ditopang oleh peningkatan Net Ekspor sebesar 14,47 persen (yoy) dan pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 3,27 persen (yoy), yang menunjukkan peningkatan investasi dan aktivitas industri. Konsumsi rumah tangga juga berkontribusi positif dengan pertumbuhan 3,15 persen (yoy).
Sektor Energi Terbarukan sebagai Penopang Ekonomi Baru
BI Kepri optimistis bahwa sektor energi terbarukan akan menjadi tulang punggung perekonomian Kepri di masa mendatang. Hal ini didasarkan pada potensi sumber daya alam yang melimpah dan dukungan pemerintah terhadap pengembangan energi hijau. Dengan adanya transisi energi, permintaan terhadap produk-produk energi terbarukan seperti panel surya diperkirakan akan meningkat secara signifikan.
Peningkatan permintaan ini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja baru, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. BI Kepri melihat peluang besar bagi investor untuk berinvestasi di sektor energi terbarukan di Kepri.
Pemerintah daerah juga diharapkan untuk terus mendukung pengembangan sektor ini melalui kebijakan yang mendorong investasi dan inovasi. Kerjasama antara pemerintah, swasta, dan akademisi sangat penting untuk memastikan keberhasilan transisi energi di Kepri.
Dengan potensi yang besar dan dukungan yang kuat, sektor energi terbarukan diyakini mampu menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Kepri di masa depan.
Inflasi dan Upaya Stabilisasi Harga
Meskipun pertumbuhan ekonomi Kepri positif, inflasi tetap menjadi perhatian. Inflasi pada bulan April 2025 tercatat sebesar 0,59 persen (mtm), sedikit meningkat dari bulan sebelumnya, namun masih berada dalam rentang target nasional. Komoditas yang mendorong inflasi antara lain emas perhiasan, cabai merah, dan daging ayam ras, terutama karena peningkatan permintaan selama Idul Fitri.
BI Kepri bekerja sama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengendalikan inflasi. Berbagai upaya telah dilakukan, seperti rapat TPID, publikasi melalui radio dan media sosial, penanaman cabai di lahan Kogabwilhan I, dan Bazar Pangan Murah. Ke depan, upaya pengendalian inflasi akan diperkuat melalui peningkatan produksi pangan, penguatan kerjasama antar daerah, dan pelaksanaan pasar murah.
Kerja sama yang erat antara BI, TPID, dan pemerintah daerah sangat penting untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan strategi yang tepat, inflasi dapat dikendalikan dan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Kepri yang positif dan potensi besar sektor energi terbarukan memberikan gambaran yang optimistis untuk masa depan. Namun, pengendalian inflasi tetap menjadi prioritas utama untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.