Pertumbuhan Ekonomi Riau Capai 4,65 Persen di Triwulan I 2025, Tertinggi Kedua di Luar Jawa
Badan Pusat Statistik (BPS) Riau mencatat pertumbuhan ekonomi Riau mencapai 4,65 persen pada triwulan I 2025, menjadikannya provinsi dengan PDRB terbesar kedua di luar Pulau Jawa, didorong oleh sektor pengadaan listrik dan gas serta ekspor.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau baru-baru ini mengumumkan kabar gembira terkait pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Pertumbuhan ekonomi Riau pada triwulan I tahun 2025 tercatat sebesar 4,65 persen (year on year) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini memberikan kontribusi sebesar 5,16 persen terhadap perekonomian nasional. Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, memaparkan data tersebut dalam keterangan pers di Pekanbaru pada Senin lalu.
Pertumbuhan ekonomi yang positif ini ditopang oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau yang mencapai Rp293,41 triliun (atas dasar harga berlaku) dan Rp145,34 triliun (atas dasar harga konstan 2010). Angka ini menempatkan Riau sebagai provinsi dengan PDRB terbesar keenam di Indonesia, sekaligus terbesar kedua di luar Pulau Jawa. Keberhasilan ini menunjukkan kinerja ekonomi Riau yang cukup signifikan di tengah dinamika perekonomian nasional.
Lebih lanjut, Asep Riyadi menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Riau didorong oleh berbagai sektor. Pertumbuhan tertinggi berasal dari sektor pengadaan listrik dan gas yang mencapai 15,04 persen. Sementara itu, dari sisi pengeluaran, ekspor luar negeri menjadi penyumbang terbesar dengan pertumbuhan sebesar 14,98 persen. Kontribusi positif juga terlihat dari sektor jasa pendidikan (11,68 persen), jasa kesehatan dan kegiatan sosial (10,82 persen), dan industri pengolahan (5,23 persen).
Sektor Penopang Pertumbuhan Ekonomi Riau
Pertumbuhan sektor pengadaan listrik dan gas menjadi salah satu faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Riau. Hal ini menunjukkan peningkatan investasi dan konsumsi energi di provinsi tersebut. Sementara itu, pertumbuhan ekspor luar negeri yang signifikan mencerminkan daya saing produk-produk Riau di pasar internasional. Kinerja positif sektor jasa pendidikan dan kesehatan juga menunjukkan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat.
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga memberikan kontribusi positif, meskipun tidak sebesar sektor-sektor lainnya, dengan pertumbuhan sebesar 5,15 persen. Sektor pertambangan dan penggalian juga tumbuh, namun dengan angka yang lebih rendah, yaitu 0,44 persen. Kondisi ini menunjukkan ketahanan ekonomi Riau yang didukung oleh berbagai sektor unggulan.
Meskipun terdapat beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan positif, perlu diperhatikan juga sektor yang mengalami penurunan. Secara quarter to quarter (q-to-q), pertumbuhan ekonomi Riau mengalami penurunan sebesar 0,29 persen. Penurunan ini terutama disebabkan oleh kontraksi pada sektor transportasi dan pergudangan (12,70 persen) dan pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) sebesar 19,88 persen.
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Riau Tanpa Migas
Sebagai informasi tambahan, pertumbuhan ekonomi Riau tanpa sektor migas pada triwulan I 2025 mencapai 5,59 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya tumbuh 3,95 persen. Data ini menunjukkan bahwa sektor non-migas di Riau memiliki potensi yang cukup besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Riau pada triwulan I 2025 menunjukkan kinerja yang positif dan menjanjikan. Meskipun terdapat beberapa sektor yang mengalami penurunan, pertumbuhan yang didorong oleh sektor pengadaan listrik dan gas, ekspor, serta sektor jasa menunjukkan ketahanan dan diversifikasi ekonomi Riau. Pemerintah daerah diharapkan dapat terus mendorong pertumbuhan sektor-sektor unggulan dan mengatasi tantangan di sektor yang mengalami kontraksi untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
"Provinsi Riau merupakan provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di Indonesia atau PDRB terbesar kedua di luar Pulau Jawa," kata Kepala BPS Riau, Asep Riyadi.