Inflasi Rendah Dorong Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu 2025
Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Bengkulu akan meningkat pada 2025 berkat inflasi yang rendah dan peningkatan konsumsi rumah tangga, serta dukungan kebijakan pemerintah.
![Inflasi Rendah Dorong Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu 2025](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/08/210044.056-inflasi-rendah-dorong-pertumbuhan-ekonomi-bengkulu-2025-1.jpg)
Bengkulu, 8 Februari 2025 - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu akan meningkat pesat pada tahun 2025. Hal ini didorong oleh tekanan inflasi yang rendah dan sejumlah faktor positif lainnya. Prediksi ini disampaikan langsung oleh Kepala BI Perwakilan Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana, Sabtu lalu.
Inflasi Rendah, Pertumbuhan Ekonomi Meningkat
Menurut Wahyu, inflasi Bengkulu yang rendah menjadi kunci utama akselerasi pertumbuhan ekonomi. Pada Januari 2025, inflasi tercatat hanya 0,09 persen (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan Januari 2024 yang mencapai 3,09 persen (yoy). Inflasi yang rendah ini memberikan dampak positif pada daya beli masyarakat dan mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga.
"Pada 2025, Bank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu akan lebih terakselerasi dibandingkan dengan 2024. Pertumbuhan ekonomi yang terakselerasi didukung oleh tekanan inflasi yang rendah," jelas Wahyu.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa akselerasi konsumsi rumah tangga dan kinerja positif mayoritas sektor usaha utama di Bengkulu juga berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Kebijakan Pemerintah dan Peran BI
Salah satu faktor yang berkontribusi pada melandainya inflasi adalah kebijakan diskon 50 persen tarif listrik untuk rumah tangga dengan daya 2.200 VA ke bawah. Kebijakan ini berlaku selama Januari-Februari 2025. Meskipun kebijakan ini bersifat sementara, BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu berkomitmen untuk menjaga inflasi tetap terkendali di angka 2,5 persen plus minus 1 persen pada tahun 2025 dan 2026.
"Bank Indonesia bersama dengan TPID Provinsi Bengkulu terus berkomitmen memperkuat efektivitas kebijakan dalam kerangka 4K untuk menjaga inflasi 2025 dan 2026 terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen, dengan tetap mendukung upaya turut mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Wahyu.
Kerangka 4K tersebut meliputi ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi yang efektif. Untuk mencapai hal ini, BI dan TPID akan fokus pada beberapa strategi, antara lain:
- Penguatan budidaya pertanian dan pengelolaan pasca panen secara terintegrasi.
- Pengendalian harga melalui inovasi pasar murah dan toko pangan.
- Penguatan dan perluasan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan.
- Penguatan basis data dan kerja sama antar daerah.
Prospek Ekonomi Bengkulu
Pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada tahun 2024 tercatat sebesar 4,62 persen (yoy), meningkat dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 4,26 persen (yoy). Dengan berbagai upaya pengendalian inflasi dan strategi peningkatan ekonomi yang dilakukan, BI optimis pertumbuhan ekonomi Bengkulu akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang. Keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah daerah, BI, dan seluruh stakeholder terkait dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Bengkulu.
Tantangan ke Depan
Meskipun prospek ekonomi Bengkulu terlihat positif, tetap ada tantangan yang perlu dihadapi. Setelah berakhirnya program diskon tarif listrik, upaya untuk menahan laju inflasi harus terus dilakukan. Penguatan kerjasama antar daerah dan antisipasi gejolak inflasi jangka pendek juga menjadi hal krusial yang perlu diperhatikan. Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang kuat, pertumbuhan ekonomi Bengkulu diharapkan dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.