Hilirisasi dan Energi Terbarukan: Fokus Investasi Indonesia Rp13.032 Triliun
Pemerintah Indonesia fokus pada hilirisasi dan energi terbarukan untuk mencapai target investasi Rp13.032 triliun dalam lima tahun ke depan, mendukung pertumbuhan ekonomi 8 persen.

Jakarta, 14 Maret 2024 - Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, mengumumkan fokus pemerintah pada hilirisasi dan energi terbarukan untuk mencapai target investasi jumbo sebesar Rp13.032 triliun selama periode 2025-2029. Target ambisius ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen. Hilirisasi, khususnya, akan memainkan peran krusial, berkontribusi sebesar 23-24 persen dari total investasi, baik dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA).
Rosan Roeslani menjelaskan strategi pemerintah untuk mencapai target investasi tersebut. Hilirisasi tidak hanya akan difokuskan pada sektor mineral, tetapi juga akan diperluas ke sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk-produk Indonesia dan memberikan dampak positif yang lebih besar bagi perekonomian nasional. "Tidak hanya terbatas pada sektor mineral, hilirisasi juga akan diperluas ke sektor pertanian, perikanan dan perkebunan untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi perekonomian nasional," ujar Rosan dalam Economic Insight 2025 di Main Hall BEI Jakarta.
Selain hilirisasi, energi terbarukan menjadi prioritas utama. Pemerintah menargetkan net zero emission pada tahun 2060. Namun, kapasitas terpasang energi terbarukan saat ini baru mencapai 14,43 gigawatt (GW), jauh dari potensi yang mencapai 3.700 GW. Pemerintah akan gencar mendorong investasi di sektor ini, terutama pada energi surya, hidro, dan panas bumi. Potensi geotermal Indonesia, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera, yang merupakan cadangan terbesar di dunia, akan menjadi fokus utama pengembangan.
Hilirisasi: Pilar Penting Pertumbuhan Ekonomi
Hilirisasi industri menjadi strategi kunci dalam rencana pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan mengolah bahan mentah menjadi produk jadi, Indonesia dapat meningkatkan nilai tambah dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Hal ini akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan negara. Pemerintah berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada investor yang ingin terlibat dalam pengembangan sektor hilirisasi.
Tidak hanya sektor mineral, hilirisasi juga akan merambah sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan. Langkah ini bertujuan untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar dari komoditas pertanian Indonesia. Dengan demikian, Indonesia dapat meningkatkan daya saing produk pertaniannya di pasar global dan meningkatkan pendapatan petani.
Pemerintah akan terus berupaya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para investor, baik domestik maupun asing. Regulasi yang mendukung dan kemudahan perizinan akan menjadi fokus utama pemerintah untuk menarik investasi di sektor hilirisasi.
Energi Terbarukan: Menuju Net Zero Emission
Investasi besar-besaran di sektor energi terbarukan merupakan langkah penting untuk mencapai target net zero emission pada tahun 2060. Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar, namun pemanfaatannya masih belum optimal. Pemerintah akan terus mendorong investasi di sektor ini, terutama di energi surya, hidro, dan panas bumi.
Pengembangan energi panas bumi atau geotermal akan menjadi prioritas utama. Indonesia memiliki cadangan geotermal terbesar di dunia, terutama di Pulau Jawa dan Sumatera. Pengembangan energi ini akan memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi emisi karbon dan meningkatkan ketahanan energi nasional.
Pemerintah akan memberikan berbagai insentif dan dukungan kepada investor yang ingin berinvestasi di sektor energi terbarukan. Hal ini diharapkan dapat menarik investasi yang lebih besar dan mempercepat pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Peran Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara
Pemerintah akan memaksimalkan peran Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam menarik investasi. Lembaga ini diharapkan dapat menjadi katalisator dalam menarik investasi swasta, baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan partisipasi pemerintah, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia.
BPI Danantara tidak hanya akan berinvestasi sendiri, tetapi juga akan mengajak investor nasional dan asing untuk berinvestasi bersama. Hal ini akan menciptakan sinergi yang kuat dan mempercepat pembangunan infrastruktur dan sektor-sektor prioritas.
Kehadiran BPI Danantara diharapkan dapat memberikan kepastian dan transparansi kepada investor, sehingga dapat meningkatkan iklim investasi di Indonesia dan menarik lebih banyak investasi untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Dengan fokus pada hilirisasi dan energi terbarukan, serta peran aktif BPI Danantara, Indonesia optimis dapat mencapai target investasi Rp13.032 triliun dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.