AQUA Ajak Warga Jelajahi Sejarah dan Arsitektur Masjid Ikonik Jakarta
AQUA mengajak masyarakat untuk mengingat kembali sejarah dan arsitektur tiga masjid ikonik Jakarta: Masjid Amir Hamzah, Masjid Cut Meutia, dan Masjid Sunda Kelapa, serta peran pentingnya dalam perkembangan budaya dan peradaban Islam di Indonesia.

Produsen air minum dalam kemasan (AMDK) AQUA baru-baru ini menginisiasi sebuah kegiatan yang menarik perhatian publik, yaitu mengajak masyarakat untuk kembali mengingat dan mengapresiasi sejarah serta arsitektur tiga masjid ikonik di Jakarta. Ketiga masjid tersebut adalah Masjid Amir Hamzah di Taman Ismail Marzuki (TIM), Masjid Cut Meutia, dan Masjid Sunda Kelapa. Kegiatan ini diselenggarakan pada Selasa, 18 Maret 2024, sebagai bentuk apresiasi terhadap warisan budaya dan sejarah Islam di Indonesia.
Corporate Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin, menjelaskan bahwa ketiga masjid tersebut dipilih karena dinilai cukup ikonik dan merepresentasikan perjalanan sejarah budaya Islam di Jakarta dari masa ke masa. Lebih lanjut, Arif menambahkan bahwa masjid-masjid ini tetap relevan dan menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat hingga saat ini. "Kami ingin mengajak masyarakat untuk mengingat kembali cerita-cerita menarik, nilai-nilai kebaikan dan kebijakan yang tercermin dalam sejarah, arsitektur, dan tokoh-tokoh agama yang ada di dalam masjid-masjid ikonik ini," ujar Arif dalam keterangan resminya.
Tur Masjid Ikonik ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada masyarakat mengenai sejarah dan peran penting masjid-masjid tersebut dalam perkembangan budaya dan peradaban Islam di Indonesia. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk terus berinovasi dan menjaga relevansi masjid sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan jemaah masa kini. Melalui kegiatan ini, AQUA ingin turut serta melestarikan warisan budaya dan sejarah Islam di Indonesia.
Menelusuri Jejak Sejarah dan Arsitektur Masjid Ikonik Jakarta
Masjid-masjid ikonik di Jakarta, seperti Masjid Sunda Kelapa, memiliki cerita unik di balik berdirinya. Masjid Sunda Kelapa, misalnya, didirikan karena adanya kerinduan umat Islam di daerah Menteng—yang pada awalnya merupakan wilayah pemukiman Belanda—untuk memiliki tempat ibadah. Keberadaan masjid ini kemudian berkembang menjadi lebih dari sekadar tempat ibadah. Masjid Sunda Kelapa menjadi salah satu masjid pertama yang mengintegrasikan aktivitas ibadah, perekonomian, dan pendidikan, sebuah konsep inovatif yang kemudian diadopsi oleh masjid-masjid lain.
Inovasi dan adaptasi terhadap perkembangan zaman menjadi kunci keberlangsungan masjid-masjid ini. Banyak masjid yang kini mengadakan berbagai acara keagamaan yang dikemas secara menarik dan sesuai dengan minat anak muda serta jemaah masa kini. Hal ini menunjukkan bahwa masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan komunitas.
Arif Mujahidin berharap, tur ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keindahan dan kekayaan budaya serta sejarah Islam di Indonesia. "Semoga dengan adanya tur ini, masyarakat dapat semakin memperdalam pemahaman tentang keindahan dan kekayaan budaya serta sejarah Islam, khususnya dalam konteks masjid-masjid yang dikunjungi," tambahnya.
Peran Masjid dalam Perkembangan Budaya dan Peradaban Islam
Sejarawan J.J. Rizal, yang turut serta sebagai pemandu dalam tur tersebut, menekankan pentingnya peran masjid dalam perkembangan budaya dan peradaban Islam di Indonesia. Beliau menyatakan bahwa masjid bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan, pendidikan, dan simbol perjuangan masyarakat. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya peran masjid dalam konteks sosial dan historis Indonesia.
Selama berabad-abad, masjid telah menjadi pusat berkumpulnya umat Muslim dan berperan penting dalam perkembangan budaya dan peradaban Islam di Indonesia. Masjid-masjid ini tidak hanya menjadi simbol spiritualitas, tetapi juga merefleksikan perjalanan panjang sejarah Indonesia dari berbagai aspek, termasuk arsitektur, tokoh agama, dan kontribusinya terhadap masyarakat.
J.J. Rizal menambahkan, "Dalam setiap sudut masjid ini, terukir cerita perjuangan, pengabdian, dan keagungan yang patut untuk dilestarikan, dari generasi ke generasi." Pernyataan ini menyoroti pentingnya menjaga dan merawat warisan budaya dan sejarah yang terkandung di dalam masjid-masjid tersebut.
Kegiatan Tur Masjid Ikonik yang diprakarsai oleh AQUA ini merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan warisan budaya dan sejarah Islam di Indonesia. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai nilai-nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalam masjid-masjid ikonik Jakarta serta peran pentingnya dalam perkembangan peradaban Islam di Indonesia.