Arus Balik Lebaran 2025: Terminal Cicaheum Bandung Catat 7.779 Penumpang Tiba
Terminal Cicaheum Bandung mencatat kedatangan 7.779 penumpang arus balik Lebaran 2025 hingga H+6, dengan lonjakan diprediksi terjadi hari ini akibat cuaca dan kemacetan.
Bandung, 7 April 2025 - Terminal Cicaheum Kota Bandung mencatat jumlah kedatangan penumpang arus balik Lebaran 2025 yang signifikan. Sejak H+1 hingga H+6 Lebaran, tercatat sebanyak 7.779 penumpang telah tiba di terminal tersebut. Kepala Terminal Cicaheum Bandung, Asep Supriadi, mengungkapkan bahwa kepadatan arus balik mulai terasa sejak H+2 dan terus meningkat hingga saat ini.
Asep Supriadi menjelaskan, "Hasil pantauan kami di lapangan, untuk penumpang yang baru tiba, kami mencatat dari H+1 sampai sekarang ada 7.779 orang." Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan hari-hari sebelumnya. Lebih lanjut, Asep memaparkan bahwa mayoritas penumpang yang tiba di Terminal Cicaheum menggunakan bus antarkota antarprovinsi (AKAP), terutama dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kondisi ini menunjukkan pergerakan pemudik yang cukup tinggi dari wilayah tersebut.
Meskipun arus balik menunjukkan tren positif, terdapat penurunan jumlah pemudik yang berangkat dari Terminal Cicaheum selama periode arus mudik Lebaran 2025. Penurunan sekitar 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya ini, menurut Asep, disebabkan oleh pergeseran moda transportasi yang digunakan oleh masyarakat. Banyak pemudik yang memilih menggunakan kendaraan pribadi atau jasa travel untuk perjalanan mudik mereka.
Lonjakan Arus Balik Diprediksi Terjadi Hari Ini
Asep Supriadi memprediksi akan terjadi lonjakan arus balik di Terminal Cicaheum pada hari ini, Senin, 7 April 2025. Prediksi ini didasarkan pada beberapa faktor, terutama keterlambatan perjalanan pemudik akibat cuaca buruk dan kemacetan lalu lintas. "Tahun lalu pendatang langsung, kalau tahun ini malam hari hujan, lalu terjadi kemacetan di jalur selatan seperti Malangbong, Gentong, dan Limbangan," ungkap Asep.
Kondisi cuaca buruk dan kemacetan di jalur selatan, seperti di daerah Malangbong, Gentong, dan Limbangan, menjadi penyebab utama keterlambatan perjalanan pemudik. Hal ini berdampak pada peningkatan jumlah kedatangan penumpang di Terminal Cicaheum, khususnya pada hari ini. Pihak pengelola Terminal Cicaheum pun telah mempersiapkan diri untuk mengantisipasi lonjakan tersebut.
Lebih lanjut, Asep menjelaskan bahwa Terminal Cicaheum saat ini lebih banyak melayani bus AKAP, terutama dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Solo, Semarang, dan Surabaya. Sementara itu, bus antarkota dalam provinsi (AKDP) dari daerah seperti Tasikmalaya, Banjar, Pangandaran, Cirebon, dan Indramayu, belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Tren Penggunaan Kendaraan Pribadi Meningkat
Penurunan jumlah pemudik yang berangkat dari Terminal Cicaheum pada arus mudik Lebaran 2025 juga dikaitkan dengan peningkatan tren penggunaan kendaraan pribadi dan jasa travel. "Sekarang banyak yang pakai kendaraan sewa atau pribadi, terutama dari daerah dekat seperti Tasikmalaya, Garut, dan Sumedang. Rata-rata menggunakan roda dua atau empat," jelas Asep.
Hal ini menunjukkan perubahan pola perjalanan mudik masyarakat. Kemudahan akses dan fleksibilitas yang ditawarkan oleh kendaraan pribadi dan jasa travel menjadi faktor utama pilihan tersebut. Tren ini perlu menjadi perhatian bagi pengelola transportasi umum untuk beradaptasi dengan perubahan perilaku masyarakat.
Meskipun terjadi penurunan jumlah pemudik yang berangkat dari Terminal Cicaheum, namun arus balik menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pemudik yang menggunakan moda transportasi umum tetap cukup tinggi, terutama dari daerah yang jauh.
Pihak pengelola Terminal Cicaheum terus memantau situasi dan melakukan berbagai upaya untuk memastikan kelancaran arus balik Lebaran 2025. Mereka berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para penumpang yang tiba di terminal tersebut.