Bali Andalkan PLTS Atap Antisipasi Krisis Listrik: Solusi Mandiri Energi untuk Pulau Dewata
Pemprov Bali gencar mendorong penggunaan PLTS Atap untuk mengatasi kekurangan cadangan listrik dan mencapai kemandirian energi, seiring pertumbuhan kebutuhan listrik yang tinggi.

Denpasar, 16 Mei 2024 - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali tengah gencar menggalakkan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap sebagai solusi strategis untuk mengatasi ancaman krisis listrik di masa mendatang. Meningkatnya kebutuhan energi di Pulau Dewata, yang mencapai 14 hingga 16 persen setiap tahunnya, mendorong Pemprov Bali untuk mencari solusi energi terbarukan yang efektif dan efisien.
Gubernur Bali, Wayan Koster, menjelaskan bahwa penggunaan PLTS Atap menjadi solusi paling tepat untuk memenuhi kebutuhan energi Bali yang terus meningkat. Saat ini, cadangan listrik Bali masih terbilang minim, hanya sekitar 200 kWh dari total ketersediaan 1.400 kWh. Dengan pertumbuhan kebutuhan energi yang signifikan, cadangan ini dikhawatirkan akan semakin menipis. Oleh karena itu, pengembangan PLTS Atap menjadi langkah krusial untuk mengamankan pasokan listrik Bali.
Keterbatasan cadangan listrik yang bersumber dari energi fosil dan ketergantungan pada pembangkit listrik di luar Bali menjadi alasan utama Pemprov Bali mendorong penggunaan PLTS Atap secara besar-besaran. Langkah ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan menciptakan kemandirian energi di Bali.
Solusi PLTS Atap: Langkah Menuju Kemandirian Energi Bali
Pemprov Bali secara aktif mendorong pemasangan PLTS Atap di berbagai sektor, mulai dari gedung pemerintahan dan perkantoran hingga hotel, vila, perguruan tinggi, rumah sakit, mal, rumah tangga, dan fasilitas umum. Hal ini sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Energi Surya Atap. Gubernur Koster menegaskan komitmennya untuk mempercepat transisi energi di Bali dan menjadikan Bali sebagai contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam hal pemanfaatan energi terbarukan.
"Di periode saya yang kedua ini saya tidak bisa santai lagi, saya harus bergerak cepat dan segera bertindak, kami ingin Bali menjadi contoh dalam transisi energi di Indonesia," ujar Koster. Ia menambahkan bahwa PLTS Atap merupakan solusi paling realistis dan cepat untuk mengatasi permasalahan energi di Bali dan mencegah pemadaman listrik seperti yang terjadi sebelumnya.
Untuk mendukung program ini, Pemprov Bali telah menjalin kerjasama dengan PLN Icon Plus, anak perusahaan PT PLN. PLN Icon Plus akan menyediakan solusi end-to-end, mulai dari penyediaan panel surya, pemasangan, perencanaan teknis, instalasi, hingga pemeliharaan PLTS Atap.
Direktur Utama PLN Icon Plus, Ari Rahmat Indra Cahyadi, menyatakan kesiapan perusahaannya untuk mendukung program ini. Ia melihat Bali sebagai daerah yang paling siap untuk menjalankan program kemandirian energi, khususnya melalui pemanfaatan PLTS Atap.
Tantangan dan Persiapan Mengelola Energi Terbarukan
Ari Rahmat juga menekankan pentingnya kesiapan sistem PLN dalam mengelola fluktuasi energi matahari yang dihasilkan oleh PLTS Atap. Berbeda dengan energi fosil, energi matahari bersifat fluktuatif dan membutuhkan sistem manajemen yang handal untuk memastikan pasokan listrik tetap stabil. PLN grup secara aktif merespon tantangan ini dengan memastikan kesiapan sistem untuk mengelola PLTS Atap di Bali, mengambil pelajaran dari pengalaman negara-negara di Eropa Selatan yang menghadapi tantangan serupa.
"Kami secara khusus melihat provinsi Bali yang punya visi dan paling siap mengembangkan energi bersih khususnya PLTS Atap," ucap Ari Rahmat. Kerjasama antara Pemprov Bali dan PLN Icon Plus ini diharapkan dapat mempercepat implementasi PLTS Atap di Bali dan mewujudkan visi Bali sebagai daerah yang mandiri energi dan ramah lingkungan.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Bali berharap dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil, mengurangi emisi karbon, dan memastikan ketahanan energi di masa depan. Program ini juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor energi terbarukan.