Mandiri Energi: Solusi Bali Atasi Pemadaman Listrik Massal?
Wagub Bali sebut solusi atas pemadaman listrik massal di Bali adalah dengan mewujudkan kemandirian energi, mengurangi ketergantungan pada pasokan listrik dari Jawa.

Pemadaman listrik massal yang melanda hampir seluruh wilayah Bali pada Jumat, 2 Mei 2024, telah menyoroti kerentanan sistem kelistrikan pulau tersebut dan mendorong Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, untuk mengusung solusi berupa kemandirian energi. Pemadaman yang berlangsung lebih dari 5 jam ini berdampak signifikan terhadap aktivitas ekonomi dan kehidupan masyarakat Bali. Menurut laporan PLN, gangguan tersebut disebabkan oleh masalah pada sambungan listrik dari Pulau Jawa akibat cuaca buruk.
"Kami sudah sepakat untuk menjadikan Bali ini mandiri energi," tegas Giri Prasta dalam pernyataan di Denpasar, Senin. "Sambungan (listrik) Jawa-Bali ini kita tidak pernah tahu (kondisi) alam terutama di dasar laut itu sendiri, maka perlu di Bali ini mandiri energi." Pernyataan ini menekankan urgensi untuk mengurangi ketergantungan Bali pada pasokan listrik dari luar pulau, mengingat potensi gangguan yang dapat terjadi kapan saja.
Dampak ekonomi dari pemadaman listrik tersebut menjadi perhatian utama pemerintah daerah. Wagub Giri Prasta menekankan bahwa ketergantungan pada sistem kelistrikan Jawa-Bali berisiko besar terhadap perekonomian Bali. "Kalau memang kita ketergantungan seperti yang sekarang ini dengan sambungan listrik, mau tidak mau kami harus mengambil upaya jangan sampai terjadi lagi karena kalau listrik mati ekonomi kita akan turun," ujarnya, menjelaskan dampak negatif pemadaman listrik terhadap sektor ekonomi Bali.
Menuju Kemandirian Energi Bali
Meskipun deklarasi target mandiri energi diusung saat ini, Wagub Giri Prasta menegaskan bahwa langkah-langkah transisi energi sebenarnya telah berjalan di Bali. "Sudah jalan (langkah mandiri energi) nanti akan kita putuskan kapan launching-nya itu," katanya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk mempercepat proses menuju kemandirian energi, bukan sebagai reaksi sesaat atas insiden pemadaman listrik.
Salah satu langkah konkret yang telah dan akan terus dilakukan adalah kolaborasi dengan berbagai pihak untuk pemasangan solar panel secara besar-besaran. Pemasangan solar panel ini merupakan bagian dari transisi energi dari sumber energi fosil menuju energi terbarukan. "Solar panel kita pasang-pasang dan sudah ada pihak ketiga yang akan mengambil langkah itu, jadi bagaimana menerapkan energi baru terbarukan sehingga Bali ini bisa betul-betul mandiri," jelas Wagub Giri Prasta.
Proses menuju kemandirian energi diakui tidak akan berjalan singkat. Oleh karena itu, komunikasi dan koordinasi yang intensif dengan PLN sebagai penyedia listrik utama saat ini menjadi hal yang krusial. Pemerintah Bali menyadari perlunya kerjasama yang erat dengan PLN dalam transisi ini untuk memastikan kelancaran pasokan listrik selama proses perubahan sistem kelistrikan berlangsung.
Tantangan dan Solusi Menuju Mandiri Energi
Transisi ke sistem energi terbarukan di Bali menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah ketersediaan infrastruktur dan teknologi yang memadai. Investasi yang signifikan diperlukan untuk membangun infrastruktur pendukung energi terbarukan, seperti jaringan transmisi dan distribusi yang handal. Selain itu, perlu juga pengembangan sumber daya manusia yang terampil dalam bidang energi terbarukan.
Selain itu, tantangan lain yang perlu diatasi adalah memastikan keandalan pasokan energi terbarukan. Sumber energi terbarukan seperti matahari dan angin bersifat intermiten, artinya ketersediaannya tidak selalu konsisten. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan sistem penyimpanan energi yang efisien dan andal, seperti baterai skala besar, untuk memastikan pasokan listrik yang stabil.
Pemerintah Bali perlu juga mempertimbangkan aspek ekonomi dan sosial dalam transisi energi. Transisi ini harus dilakukan secara bertahap dan inklusif, agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap perekonomian dan masyarakat. Program-program pelatihan dan pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan untuk menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan.
Dengan mengatasi tantangan-tantangan tersebut, Bali dapat mewujudkan kemandirian energi dan memastikan ketahanan energi jangka panjang. Hal ini akan mengurangi ketergantungan pada pasokan listrik dari luar pulau dan meningkatkan ketahanan terhadap gangguan yang dapat terjadi di masa mendatang.
Langkah menuju kemandirian energi merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat besar bagi Bali. Selain meningkatkan ketahanan energi, kemandirian energi juga akan berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Dengan demikian, Bali dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam upaya transisi energi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.