Bamsoet: Idul Fitri, Momentum Jaga Persatuan dan Harmoni Bangsa
Anggota DPR RI Bamsoet tekankan pentingnya Idul Fitri sebagai momentum memperkuat persatuan, toleransi, dan harmoni sosial di Indonesia yang beragam.

Anggota DPR RI sekaligus Dewan Penasihat Gerakan Solidaritas Nasional (GSN), Bambang Soesatyo (Bamsoet), menekankan makna penting Idul Fitri dalam menjaga persatuan dan harmoni sosial di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan saat open house Rumah Pergerakan Patiunus untuk GSN di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (4/4).
Dalam kesempatan tersebut, Bamsoet menjelaskan bahwa Idul Fitri menjadi momen strategis untuk memperkuat nilai-nilai kebersamaan di tengah keberagaman Indonesia, dengan lebih dari 300 suku bangsa dan 700 bahasa daerah. Ia menambahkan bahwa momentum ini ideal untuk meningkatkan saling menghargai antarwarga melalui silaturahim, penguatan toleransi, dan kepedulian sosial, guna menciptakan ikatan yang lebih kuat di antara masyarakat yang beragam.
Lebih lanjut, Bamsoet menjelaskan bahwa semangat Idul Fitri merupakan perwujudan nyata nilai-nilai kemanusiaan yang mengedepankan sikap saling memaafkan, kebersamaan, dan kepedulian sosial. Tradisi silaturahim, berbagi zakat fitrah, mudik, dan open house menjadi momentum strategis untuk merajut keutuhan dan harmoni sosial. "Semangat Idul Fitri merupakan cermin nyata dari nilai-nilai kemanusiaan yang mengedepankan sikap saling memaafkan, kebersamaan, dan kepedulian sosial. Melalui tradisi silaturahim, berbagi melalui zakat fitrah, serta praktik mudik dan open house, Idul Fitri telah menjadi momentum strategis untuk merajut keutuhan dan harmoni sosial," kata Bamsoet.
Idul Fitri: Pilar Utama Persatuan Bangsa
Bamsoet memaparkan bahwa perayaan Idul Fitri bukan hanya kemenangan spiritual, tetapi juga langkah konkret dalam menjaga dan memperkokoh persatuan bangsa. Salah satu pilar utamanya adalah tradisi silaturahim, di mana masyarakat saling mengunjungi, berbagi makanan, dan saling memaafkan, menciptakan ikatan yang lebih erat. Hal ini diperkuat oleh penelitian Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menunjukkan bahwa sekitar 64,4 persen responden menganggap Idul Fitri sebagai kesempatan penting untuk mempererat hubungan antarumat beragama dan memperkuat keharmonisan sosial.
Tradisi mudik dan open house, menurut Bamsoet, memfasilitasi pertemuan lintas golongan dan agama, memperkuat persaudaraan, dan menciptakan ruang dialog serta toleransi antarumat beragama. "Tradisi mudik serta open house selama Idul Fitri memungkinkan terjadinya pertemuan lintas golongan dan lintas agama. Di mana setiap orang diajak untuk merayakan kemenangan dengan penuh kebersamaan. Hal ini tidak hanya memperkuat ikatan persaudaraan, tetapi juga menciptakan ruang dialog dan toleransi antarumat beragama," ujarnya.
Selain silaturahim, semangat berbagi melalui zakat fitrah juga menjadi cerminan semangat Idul Fitri. Data Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menunjukkan peningkatan pengumpulan zakat fitrah hingga 20 persen pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan kesadaran sosial yang tinggi. Dana tersebut disalurkan kepada yang membutuhkan.
Refleksi dan Toleransi di Tengah Keberagaman
Bamsoet menambahkan bahwa Idul Fitri juga menjadi waktu untuk refleksi. Di tengah konflik sosial, Idul Fitri mengingatkan pentingnya toleransi, pengertian, dan dialog antarkelompok. Melalui perayaan ini, masyarakat diharapkan mampu menyikapi perbedaan dengan lebih bijaksana. "Perayaan Idul Fitri juga merupakan waktu untuk melakukan refleksi. Di tengah banyaknya konflik sosial yang muncul, Idul Fitri mengingatkan akan pentingnya toleransi, pengertian, dan dialog antarkelompok yang berbeda. Melalui perayaan Idul Fitri masyarakat diharapkan mampu menyikapi perbedaan dengan lebih bijaksana," kata Bamsoet.
Acara open house tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Muhammad Ali, beberapa menteri, Wakil Ketua DPD RI, anggota BPK, Gubernur Lemhannas, Utusan Khusus Presiden Raffi Ahmad, dan sejumlah anggota DPR RI. Turut hadir pula perwakilan dari berbagai organisasi dan komunitas, seperti Ikatan Motor Indonesia (IMI), Tarung Derajat, dan berbagai klub komunitas kendaraan bermotor.
Kesimpulannya, Idul Fitri bukan sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga momentum krusial bagi Indonesia untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa di tengah keberagamannya. Semangat saling memaafkan, berbagi, dan toleransi menjadi kunci utama dalam menjaga harmoni sosial.