Bandung Targetkan Bebas HIV/AIDS pada 2030: Strategi Komprehensif Diperlukan
Pemkot Bandung menetapkan target eliminasi HIV/AIDS pada 2030 melalui strategi komprehensif yang mencakup edukasi, deteksi dini, pengobatan, dan dukungan sosial untuk mengatasi stigma.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, menetapkan target ambisius: Kota Bandung bebas dari HIV/AIDS pada tahun 2030. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengumumkan target ini pada Jumat, 7 Maret 2025, seraya menekankan pentingnya upaya pencegahan dan penanggulangan yang komprehensif. Pengumuman ini disampaikan di tengah data kumulatif kasus HIV/AIDS di Kota Bandung yang telah mencapai angka 9.784 orang sejak tahun 1991 hingga Januari 2025.
Langkah-langkah yang akan dilakukan Pemkot Bandung untuk mencapai target tersebut dijelaskan oleh Wali Kota Farhan. Ia menyebut strategi “stop-suluh, temukan, obati, dan pertahankan” sebagai kunci keberhasilan. Strategi ini meliputi edukasi masif kepada masyarakat, khususnya kaum muda, tentang bahaya seks bebas dan penyalahgunaan narkotika sebagai faktor risiko penularan HIV/AIDS. Selain itu, deteksi dini dan akses pengobatan yang mudah serta berkelanjutan juga menjadi prioritas utama.
Wali Kota Farhan juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi, yaitu stigma dan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV (ODHIV). Ia menegaskan bahwa penanggulangan HIV/AIDS tidak hanya membutuhkan pendekatan medis, tetapi juga dukungan mental dan spiritual yang kuat bagi ODHIV. “Kita ingin menguatkan kembali bahwa penanggulangan HIV/AIDS harus dilakukan secara komprehensif, dengan menggabungkan pengobatan medis dan kekuatan spiritual,” tegasnya.
Strategi Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Kota Bandung
Strategi “stop-suluh, temukan, obati, dan pertahankan” yang diusung Pemkot Bandung merupakan pendekatan terintegrasi. Program edukasi publik akan difokuskan pada pencegahan penularan melalui perilaku seksual yang aman dan menghindari penggunaan jarum suntik bersama. Deteksi dini akan dilakukan melalui skrining rutin di fasilitas kesehatan, khususnya bagi kelompok berisiko tinggi.
Akses pengobatan yang mudah dan berkelanjutan merupakan pilar penting lainnya. Pemkot Bandung berkomitmen untuk memastikan ketersediaan obat antiretroviral (ARV) dan layanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh ODHIV. Selain itu, dukungan sosial dan konseling juga akan diberikan untuk membantu ODHIV menjalani pengobatan secara konsisten dan mengatasi stigma yang mungkin mereka hadapi.
Peran pendampingan bagi ODHIV juga sangat penting dalam strategi ini. Pendampingan akan membantu ODHIV dalam mematuhi pengobatan, mengelola kondisi kesehatan mereka, dan mengatasi tantangan sosial yang mungkin mereka hadapi. Pemkot Bandung akan bekerja sama dengan berbagai organisasi masyarakat sipil untuk memastikan pendampingan yang efektif dan berkelanjutan.
Tantangan dan Solusi
Data Dinas Kesehatan Kota Bandung menunjukkan bahwa dari 9.784 kasus HIV/AIDS kumulatif, hanya sekitar 65 persen (6.370 orang) ODHIV yang patuh menjalani pengobatan. Hal ini menunjukkan adanya tantangan besar dalam menjangkau dan memberikan dukungan kepada seluruh ODHIV. Stigma dan diskriminasi masih menjadi hambatan utama dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS.
Untuk mengatasi tantangan ini, Pemkot Bandung akan meningkatkan kampanye edukasi publik untuk mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV. Selain itu, upaya untuk meningkatkan akses layanan kesehatan dan dukungan sosial bagi ODHIV akan terus ditingkatkan. Kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat sipil dan sektor swasta, akan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target eliminasi HIV/AIDS pada tahun 2030.
Pemkot Bandung menyadari bahwa pencapaian target ini membutuhkan komitmen dan kerja keras dari semua pihak. Upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini. Dengan strategi yang komprehensif dan dukungan dari semua pihak, harapan untuk mencapai Kota Bandung yang bebas HIV/AIDS pada tahun 2030 dapat terwujud.
Wali Kota Farhan menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mendukung upaya ini. Ia mengajak seluruh warga Kota Bandung untuk berperan aktif dalam mencegah dan menanggulangi HIV/AIDS, serta memberikan dukungan kepada ODHIV. Dengan kesadaran dan kepedulian bersama, target eliminasi HIV/AIDS di Kota Bandung dapat dicapai.