13.245 Kasus TBC Ditangani di Jaksel Tahun 2024: Dorongan Aktifitas Penanggulangan Penyakit
Jakarta Selatan menangani 13.245 kasus TBC pada 2024, mendorong kolaborasi aktif untuk eliminasi penyakit.

Jakarta, 23 April 2025 (ANTARA) - Dinas Kesehatan Jakarta Selatan (Sudinkes Jaksel) melaporkan telah menangani sebanyak 13.245 kasus Tuberkulosis (TBC) sepanjang tahun 2024. Angka ini menjadi sorotan dalam peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia yang mendorong partisipasi aktif semua pihak untuk memberantas penyakit menular ini.
Kasudin Kesehatan Jakarta Selatan, Yudi Dimyati, menyampaikan informasi tersebut dalam Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2025 di Jakarta Selatan. Peringatan yang diselenggarakan di Jalan Swadarma Raya, Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan ini menekankan pentingnya kesadaran dan dukungan untuk eliminasi TBC.
"Wilayah Jakarta Selatan pada 2024, pihak kesehatan sudah menangani sebanyak 13.245 kasus TBC," ungkap Yudi Dimyati. Pernyataan ini menggarisbawahi besarnya tantangan yang dihadapi dalam penanggulangan TBC di Jakarta Selatan dan perlunya upaya kolaboratif untuk mengatasinya.
Peran Serius Semua Pihak dalam Penanggulangan TBC
Yudi Dimyati menekankan pentingnya peringatan Hari TBC Sedunia sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran publik dan komunitas kesehatan. "Momentum atau kegiatan ini salah satu tujuan kami untuk meningkatkan perhatian publik dan komunitas kesehatan terhadap upaya yang dibutuhkan untuk mengeliminasi TBC sebagai ancaman kesehatan global," jelasnya. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa komitmen dan kampanye gencar dalam penyebaran informasi dan inovasi terkait TBC sangat diperlukan.
Penanggulangan TBC membutuhkan peran aktif dari berbagai pihak. "Memang dibutuhkan peran yang serius dari kita semua untuk penyakit TBC ini, karena penyakit TBC tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, namun pada aspek sosial, psikologi, dan ekonomi masyarakat nantinya," tegas Yudi. Hal ini menunjukkan bahwa dampak TBC meluas dan membutuhkan pendekatan holistik.
Peringatan Hari TBC Sedunia di Jakarta Selatan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Plt. Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Ali Murthadho, Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Kota Jakarta Selatan Tomy Fudihartono, dan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatasi masalah TBC.
Selain itu, turut hadir Kepala Sudinkes Jakarta Selatan Yudi Dimyati, Camat Pesanggrahan Agus Ramdani, para lurah se-Kecamatan Pesanggrahan, Site Director Paragon Sony Hidajat, perwakilan RSUD se-Jakarta Selatan, Puskesmas, dan PKK Kecamatan Pesanggrahan. Kolaborasi antar berbagai instansi dan elemen masyarakat ini menjadi kunci keberhasilan program penanggulangan TBC.
Upaya Eliminasi TBC di Jakarta Selatan
Data 13.245 kasus TBC yang ditangani di Jakarta Selatan pada tahun 2024 menunjukkan skala besar permasalahan TBC di wilayah tersebut. Upaya eliminasi TBC membutuhkan strategi komprehensif yang melibatkan deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan pencegahan yang efektif. Partisipasi aktif masyarakat sangat krusial dalam keberhasilan program ini.
Pemerintah daerah Jakarta Selatan, bersama dengan berbagai instansi terkait dan masyarakat, berkomitmen untuk meningkatkan upaya penanggulangan TBC. Hal ini meliputi peningkatan akses terhadap layanan kesehatan, penyediaan obat-obatan yang memadai, serta program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
Dengan adanya kolaborasi yang kuat antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, diharapkan angka penderita TBC di Jakarta Selatan dapat ditekan secara signifikan. Partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat sangat penting dalam mencapai tujuan eliminasi TBC.
Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam memberantas TBC. Semoga dengan upaya yang terintegrasi dan berkelanjutan, Jakarta Selatan dapat mendekati target eliminasi TBC.
Keberhasilan program ini bergantung pada komitmen dan kerja sama semua pihak. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, akses layanan kesehatan, dan pengobatan yang tepat, diharapkan angka penderita TBC di Jakarta Selatan dapat menurun secara signifikan di masa mendatang.